Analisis Teknikal

Aura Positif RDG BI Bawa IHSG Naik, Bagaimana Sesi 2?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 January 2019 13:15
Sentimen positif dari global juga menjadi dorongan tersendiri bagi IHSG.
Foto: Seorang pria berjalan melewati layar di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta. (Reuters/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pukul 14:00 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I menguat 0,49% ke level 6.444. Penguatan IHSG sudah terlihat kala dibuka di zona hijau. 

IHSG mendapat suntikan tenaga untuk menguat dari RDG-BI, di mana BI berpotensi mempertahankan suku bunganya. Maklum saja, saham adalah instrumen investasi yang kurang dapat berkembang di tengah suku bunga yang tinggi.

Volume transaksi saham hingga siang ini terbilang ramai dengan mencatatkan transaksi hingga Rp 4,8 triliun. Investor asing kembali mencatatkan beli bersih senilai Rp 577 miliar dan mendorong kenaikan IHSG.

Potensi IHSG naik lebih tinggi pada sesi dua tampaknya masih terbuka. Mengingat IHSG masih dalam tren kenaikan (uptrend). Level penghalang kenaikan IHSG (resistance) untuk hari ini berada di level 6.450.
Sentimen Positif RDG-BI Membawa IHSG Lanjutkan Tren KenaikanSumber: Refinitiv
IHSG juga digambarkan masih memiliki kecenderungan untuk menguat. Terlihat dari posisinya yang bergerak di atas garis rata-rata nilainya dalam 5 hari (moving average/MA5).

Terbentuknya pola bullish engulfing meyakinkan tren penguatan tersebut. Pola tersebut termasuk dalam pola bullish atau memiliki kecenderungan menguat.

Sentimen positif dari global juga menjadi dorongan tersendiri bagi IHSG. Data-data ekonomi China cukup memberi harapan. Harga properti residensial China periode Desember 2018 naik 9,7% secara tahunan, lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 9,3% YoY.

Perbankan Negeri Panda tercatat masih ekspansif dalam menyalurkan kredit. Jumlah kredit baru periode Desember 2018 tercatat CNY 1,08 triliun, lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu CNY 800 miliar.

Data tersebut memberi harapan bahwa ekonomi China tidak akan terlalu melambat. Laju pertumbuhan ekonomi 6-6,5% yang menjadi target pemerintah untuk 2019 masih bisa tercapai, perlambatan yang tidak terlalu tajam dibandingkan 2018 yang diperkirakan 6,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular