Fokus Investor

IHSG Tembus Level 6.400, Simak 5 Aksi Emiten Ini

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 January 2019 08:15
Rangkuman aksi korporasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin, Selasa (15/1/2019), ditutup dengan penguatan sebesar 1,15% ke level 6.408,78 pada perdagangan Selasa (15/1/2019). Ini merupakan pertama kalinya indeks menyentuh level psikologis 6.400 sejak Maret 2018.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 10,78 triliun dengan volume 17,58 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan tercatat 579.571 kali.


Menguatnya IHSG senada dengan mayoritas bursa saham di Asia yang diperdagangkan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,96%, indeks Shanghai naik 1,36%, indeks Hang Seng naik 2,02%, indeks Straits Times naik 1,22%, dan indeks Kospi naik 1,58%.

Ada beberapa peristiwa pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Rabu (16/1/2019), dibuka.

1. Bank Mandiri Mau Akuisisi Bank Ritel Tahun Ini
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sedang mencari satu bank yang kuat di sektor ritel untuk diakuisisi. Rencana akuisisi ini akan diekskusi pada tahun ini. Demikian disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas, ditemui di Jakarta, Selas (15/1/2019).

"Kita kan lebih dikenal sebagai bank corporate, mungkin kita belum kuat banget di ritel, ya kita akan cari bank yang kuat di ritel atau lembaga keuangan lah," jelas Rohan.

Rencana akuisisi ini akan dimasukkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang dibuat Bank Mandiri pada Juni 2019.

2. BCA Pastikan Akuisisi Bank Kecil Rampung Tahun Ini
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memastikan proses akuisisi bank kecil diselesaikan tahun ini. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menegaskan prosesnya tidak akan molor lagi dari tahun ini.

"Enggak (molor), enggak. Kita serius tahun ini," ujar Jahja ditemui usai acara Peresmian Kemitraan Jaringan PRIMA dengan 14 Mitra Bank di Ritz Carlton Pacific Place, Selasa (15/1/2019).

Jahja mengungkapkan, proses akuisisi yang sudah hampir final saat ini hanya satu perusahaan. Dirinya enggan berkomentar lebih jauh mengenai progres dari satu bank lainnya. Ia pun tidak menyebut nama bank tersebut.

3. Ari Askhara: AirAsia Tawari Garuda Untuk KSO
CEO PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Ari Askhara membenarkan adanya penawaran opsi KSO baru dari maskapai asal negeri Jiran Malaysia, AirAsia. Garuda Indonesia memuji kekuatan maskapai AirAsia di wilayah Asia dan sangat terbuka untuk memulai KSO AirAsia.

Sebelumnya, dalam Kerja Sama Operasi (KSO) Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air yang telah dijalani dalam dua bulan terakhir, Sriwijaya mampu menghemat pengeluaran hingga Rp 700 miliar. Kerja sama operasi ini meliputi optimalisasi rute serta menekan biaya operasional.

4. Setor Rp 74,89 M, KINO Perbesar Saham Kino Food
Produsen consumer goods PT Kino Indonesia Tbk (KINO) akan memperbesar kepemilikan saham di anak usahanya PT Morinaga Kino Indonesia yang kini bernama PT Kino Food Indonesia dengan membeli seluruh saham milik Morinaga & Co Ltd. Kino Food adalah perusahaan yang dimiliki bersama dengan Morinaga & Co., Ltd. Per September 2018, saham KINO di Kino Food baru mencapai 29,40%.

Kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli saham (sales and purchase agreement/SPA), dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 74,89 miliar pada 14 Januari 2019. Kino Indonesia Tbk akan membeli seluruh saham milik Morinaga melalui SPA tersebut.

5. Rogoh Rp 2,1 T, Dharma Satya Resmi Caplok 2 Perusahaan CPO
Emiten perkebunan dan produk kayu PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) resmi mengakuisisi 100% saham PT Bima Palma Nugraha (BPN) dan PT Bima Agri Sawit (BAS) di Kalimantan Timur dengan nilai investasi sebesar Rp 2,1 triliun.

Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengatakan perseroan melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli (PJB) dengan BPN dan BAS pada 12 Desember 2018. "Perseroan meneken PJB terkait dengan pengambilalihan 100% BPN dengan hasil perhitungan sebesar Rp 1,4 triliun dan Rp 700 miliar untuk perhitungan harga BAS," kata Andrianto dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/1/2019).
(prm) Next Article Raksasa Perbankan & Teknologi Rontok, IHSG Jadi Jeblok 1%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular