Analisis Teknikal

Minim Arus Modal, Rupiah Sulit Unjuk Gigi

tahir saleh & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 January 2019 12:15
Minimnya suntikan arus modal membuat rupiah sulit berbicara banyak.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Minimnya suntikan arus modal membuat rupiah sulit berbicara banyak. Wajar jika penguatan rupiah minggu lalu sulit bertahan dan cenderung terkikis. Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga sedang menuju zona merah.

Perkembangan perceraian antara Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) membuat hampir seluruh mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, hanya yuan China dan yen Jepang yang masih menguat terhadap dolar AS.

Pada 15 Januari 2019 waktu setempat, parlemen Inggris akan menggelar voting untuk menerima atau menolak proposal Brexit yang disusun pemerintahan Perdana Menteri Theresa May.

Aset-aset berisiko di negara berkembang seperti Indonesia mengalami tekanan jual. Pada pukul 10:21 WIB, investor asing melakukan jual bersih Rp 53,17 miliar yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,66%.

Melihat tren rupiah saat ini, sebenarnya rupiah cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Meskipun demikian, rupiah cukup sulit melewati level penghalang di level Rp 14.000 per dolar AS.
Penguatan Rupiah Mulai Terkikis, Waspada Dolar MenguatSumber: Refinitiv
Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, posisi rupiah sebenarnya telah mencapai level jenuh belinya (overbought). Dolar AS nampak mendapatkan kekuatannya kembali dan bergerak cenderung menguat.

Mengacu pada indikator teknikal rata-rata nilai pergerakan (moving average/MA), dolar mulai bergerak menyentuh garis rata-rata nilainya selama lima hari (MA5). Artinya dalam jangka pendek dolar akan cenderung menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(yam) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular