
BI: Rupiah Masih Bisa Menguat, Tapi Harus 'Smooth'
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
10 January 2019 17:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, US$1 dihargai Rp 14.050 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,5% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Bank Indonesia (BI) menyatakan ruang penguatan rupiah masih terbuka.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
"Dalam hitungan BI memang rupiah sekarang masih undervalued. Artinya masih ada ruang untuk rupiah menguat lebih lanjut. Tapi lebih baik kalau menguatnya lebih smooth. Dari sisi fundamental masih mungkin menguat," kata Nanang.
Sampai berapa penguatan rupiah bisa berlangsung?
Nanang mengatakan, BI tidak pernah menetapkan target level angka rupiah. Namun, BI melihat dari stabilitas pergerakan rupiah. Bank sentral juga tidak bisa mengatakan berapa angka fundamental nilai tukar rupiah.
Namun yang pasti, ujar Nanang, BI selalu siap melakukan intervensi bila nilai tukar rupiah bergerak terlalu liar. Tujuannya adalah menjaga stabilitas.
"Kami memang sering sampaikan melakukan dual intervention. Tapi kalau pasar obligasi bullish, kami enggak mungkin intervensi. Kami intervensi kalau ada outflow asing yang mempengaruhi outflow rupiah," ujar Nanang.
(wed/prm) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
"Dalam hitungan BI memang rupiah sekarang masih undervalued. Artinya masih ada ruang untuk rupiah menguat lebih lanjut. Tapi lebih baik kalau menguatnya lebih smooth. Dari sisi fundamental masih mungkin menguat," kata Nanang.
Sampai berapa penguatan rupiah bisa berlangsung?
Nanang mengatakan, BI tidak pernah menetapkan target level angka rupiah. Namun, BI melihat dari stabilitas pergerakan rupiah. Bank sentral juga tidak bisa mengatakan berapa angka fundamental nilai tukar rupiah.
Namun yang pasti, ujar Nanang, BI selalu siap melakukan intervensi bila nilai tukar rupiah bergerak terlalu liar. Tujuannya adalah menjaga stabilitas.
"Kami memang sering sampaikan melakukan dual intervention. Tapi kalau pasar obligasi bullish, kami enggak mungkin intervensi. Kami intervensi kalau ada outflow asing yang mempengaruhi outflow rupiah," ujar Nanang.
(wed/prm) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular