
Rupiah Bangkit!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 January 2019 14:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah tidak lagi melemah. Kabar damai dagang AS-China menjadi obat kuat yang cespleng buat rupiah.
Pada Rabu (9/1/2019) pukul 14:36 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 14.125. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sebelum tengah hari, rupiah sempat terperosok ke zona merah. Bahkan depresiasi rupiah mencapai 0,21%.
Sepertinya investor sedang berdebar-debar menantikan hasil pertemuan dagang AS-China di Beijing. Pertemuan berlangsung sejak awal pekan dan berakhir hari ini.
Belum ada hasil resmi yang dirilis, tetapi Reuters memberitakan dialog sudah rampung dan tinggal menyusun konklusi untuk disiarkan kepada dunia. Seorang anggota delegasi AS menyebutkan bahwa pembicaraan berlangsung dengan baik.
"Saya rasa semuanya lancar. Ini tentu sangat bagus," ujar Ted McKinney, Wakil Menteri Pertanian AS yang membidangi urusan perdagangan luar negeri.
Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan bahwa pertemuan yang diperpanjang dari 2 hari menjadi 3 hari menunjukkan bahwa kedua pihak serius untuk menyelesaikan seluruh isu yang mengganjal. Dengan begitu, jalan menuju damai dagang semakin terbuka.
Aura positif yang merebak sepanjang pembicaraan (bahkan sejak akhir pekan lalu) membuat pasar berbunga-bunga. Harapan damai dagang AS-China kembali muncul dan menjadi sentimen positif besar di pasar keuangan Asia.
Tekanan yang dialami rupiah pun mereda. Investor kembali bernafsu untuk memburu aset-aset berisiko di negara berkembang Asia, termasuk yang berbasis rupiah.
Apabila hasil pertemuan ini diumumkan sebelum pasar Indonesia tutup, maka bukan tidak mungkin rupiah bisa semakin menguat. Mari menunggu kabar baik dari Beijing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Rabu (9/1/2019) pukul 14:36 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 14.125. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sebelum tengah hari, rupiah sempat terperosok ke zona merah. Bahkan depresiasi rupiah mencapai 0,21%.
Sepertinya investor sedang berdebar-debar menantikan hasil pertemuan dagang AS-China di Beijing. Pertemuan berlangsung sejak awal pekan dan berakhir hari ini.
Belum ada hasil resmi yang dirilis, tetapi Reuters memberitakan dialog sudah rampung dan tinggal menyusun konklusi untuk disiarkan kepada dunia. Seorang anggota delegasi AS menyebutkan bahwa pembicaraan berlangsung dengan baik.
"Saya rasa semuanya lancar. Ini tentu sangat bagus," ujar Ted McKinney, Wakil Menteri Pertanian AS yang membidangi urusan perdagangan luar negeri.
Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan bahwa pertemuan yang diperpanjang dari 2 hari menjadi 3 hari menunjukkan bahwa kedua pihak serius untuk menyelesaikan seluruh isu yang mengganjal. Dengan begitu, jalan menuju damai dagang semakin terbuka.
Aura positif yang merebak sepanjang pembicaraan (bahkan sejak akhir pekan lalu) membuat pasar berbunga-bunga. Harapan damai dagang AS-China kembali muncul dan menjadi sentimen positif besar di pasar keuangan Asia.
Tekanan yang dialami rupiah pun mereda. Investor kembali bernafsu untuk memburu aset-aset berisiko di negara berkembang Asia, termasuk yang berbasis rupiah.
Apabila hasil pertemuan ini diumumkan sebelum pasar Indonesia tutup, maka bukan tidak mungkin rupiah bisa semakin menguat. Mari menunggu kabar baik dari Beijing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular