
Lho, Kok Rupiah Malah Jadi Melemah?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 January 2019 11:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kini sudah berbalik melemah. Penguatan rupiah yang terjadi sejak pembukaan pasar seolah hilang tanpa bekas.
Pada Selasa (8/1/2019) pukul 11:05 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.115. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi pembukaan pasar hari sebelumnya.
Mengawali hari, rupiah menguat 0,28%. Penguatan rupiah sempat menebal, dan dolar AS berhasil didorong ke bawah Rp 14.000.
Namun selepas itu rupiah mengendur. Dolar AS kembali ke level Rp 14.000, penguatan rupiah terus berkurang, dan akhirnya habis kemudian berbalik melemah. Roda nasib berputar, dan kini rupiah sedang berada di bawah.
Namun rupiah tidak kuasa membendung kebangkitan dolar AS yang menyapu Asia. Kini, hampir seluruh mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, tinggal menyisakan ringgit Malaysia di zona merah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang Asia pada pukul 11:16 WIB:
Sepertinya pelaku pasar di Asia tengah harap-harap cemas menantikan hasil dialog dagang AS-China di Beijing yang hasilnya diumumkan hari ini. Meski aura positif sudah merebak bahkan sejak akhir pekan lalu, tetapi sejatinya belum ada kepastian apakah hasilnya benar-benar menggembirakan.
Kegugupan pelaku pasar terlihat dari mata uang maupun bursa saham Benua Kuning yang fluktuatif. Sikap ini sepertinya masih akan bertahan sampai ada kabar dari Beijing.
Selain itu, rupiah juga memang rentan terkena ambil untung (profit taking). Harus diakui bahwa penguatan rupiah akhir-akhir ini agak terlampau cepat. Sejak awal tahun sampai kemarin, rupiah sudah menguat 2,17% terhadap dolar AS.
Di balik penguatan tajam yang berlangsung selama beberapa waktu, tersimpan risiko ambil untung. Saat penguatan rupiah sudah begitu tajam, sebagian investor akan merasa keuntungan yang diperoleh sudah cukup menggiurkan untuk dicairkan. Ketika investor ramai-ramai mencairkan cuan, maka rupiah akan terkena tekanan jual dan akan berbalik melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Selasa (8/1/2019) pukul 11:05 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.115. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi pembukaan pasar hari sebelumnya.
Mengawali hari, rupiah menguat 0,28%. Penguatan rupiah sempat menebal, dan dolar AS berhasil didorong ke bawah Rp 14.000.
Namun selepas itu rupiah mengendur. Dolar AS kembali ke level Rp 14.000, penguatan rupiah terus berkurang, dan akhirnya habis kemudian berbalik melemah. Roda nasib berputar, dan kini rupiah sedang berada di bawah.
Namun rupiah tidak kuasa membendung kebangkitan dolar AS yang menyapu Asia. Kini, hampir seluruh mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, tinggal menyisakan ringgit Malaysia di zona merah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang Asia pada pukul 11:16 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Tidak hanya di pasar valas, bursa saham Asia juga bergerak fluktuatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), misalnya, menguat 0,04% pada pukul 11:19 WIB. IHSG bolak-balik di zona merah dan hijau. Sepertinya pelaku pasar di Asia tengah harap-harap cemas menantikan hasil dialog dagang AS-China di Beijing yang hasilnya diumumkan hari ini. Meski aura positif sudah merebak bahkan sejak akhir pekan lalu, tetapi sejatinya belum ada kepastian apakah hasilnya benar-benar menggembirakan.
Kegugupan pelaku pasar terlihat dari mata uang maupun bursa saham Benua Kuning yang fluktuatif. Sikap ini sepertinya masih akan bertahan sampai ada kabar dari Beijing.
Selain itu, rupiah juga memang rentan terkena ambil untung (profit taking). Harus diakui bahwa penguatan rupiah akhir-akhir ini agak terlampau cepat. Sejak awal tahun sampai kemarin, rupiah sudah menguat 2,17% terhadap dolar AS.
Di balik penguatan tajam yang berlangsung selama beberapa waktu, tersimpan risiko ambil untung. Saat penguatan rupiah sudah begitu tajam, sebagian investor akan merasa keuntungan yang diperoleh sudah cukup menggiurkan untuk dicairkan. Ketika investor ramai-ramai mencairkan cuan, maka rupiah akan terkena tekanan jual dan akan berbalik melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular