Ini Penjelasan BI Soal Keperkasaan Rupiah Melawan Dolar AS
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 January 2019 11:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menembus level di bawah Rp 14.100/US$. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rupiah begitu perkasa di awal pekan perdagangan.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengemukakan, penguatan rupiah didorong dari sikap positif dari kesepakatan perang dagang, perubahan sikap Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), serta berbagai faktor positif dari eksternal.
"Ini mendorong terjadinya pelemahan nilai tukar terhadap US$ secara broadbase, penguatan index saham global dan kenaikan yield US Treasury," kata Nanang kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (7/1/2018).
Dia menjelaskan, penguatan rupiah terjadi di tengah situasi pasar keuangan global yang diwarnai optimisme. Misalnya, pernyataan The Fed yang mengisyaratkan akan lebih fleksibel dan akan menunggu data ekonomi ke depan.
The Fed, menurut Nanang, juga siap melakukan perubahan dalam kebijakan suku bunga ke depan dan mulai melunak atas rencana proses penarikan likuiditas dari sistem keuangan.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot valas awal pekan ini. Dolar AS sudah berada di bawah Rp 14.100. Pada Senin (7/1/2018) pukul 11:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.075. Rupiah menguat 1,33% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
(miq/miq) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengemukakan, penguatan rupiah didorong dari sikap positif dari kesepakatan perang dagang, perubahan sikap Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), serta berbagai faktor positif dari eksternal.
"Ini mendorong terjadinya pelemahan nilai tukar terhadap US$ secara broadbase, penguatan index saham global dan kenaikan yield US Treasury," kata Nanang kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (7/1/2018).
Dia menjelaskan, penguatan rupiah terjadi di tengah situasi pasar keuangan global yang diwarnai optimisme. Misalnya, pernyataan The Fed yang mengisyaratkan akan lebih fleksibel dan akan menunggu data ekonomi ke depan.
The Fed, menurut Nanang, juga siap melakukan perubahan dalam kebijakan suku bunga ke depan dan mulai melunak atas rencana proses penarikan likuiditas dari sistem keuangan.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot valas awal pekan ini. Dolar AS sudah berada di bawah Rp 14.100. Pada Senin (7/1/2018) pukul 11:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.075. Rupiah menguat 1,33% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
![]() |
(miq/miq) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular