Damai Dagang dan Campur Tangan BI Antar Rupiah Rajai Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 January 2019 16:49
Damai Dagang dan Campur Tangan BI Antar Rupiah Rajai Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat lumayan tajam di perdagangan pasar spot akhir pekan ini. Apresiasi rupiah nyaris mencapai 1%. 

Pada Jumat (4/1/2018), US$ 1 setara dengan Rp 14.265 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,97% dibandingkan posisi penutupan pasar sehari sebelumnya.  

Penguatan ini sudah bisa diperkirakan sebelum pasar spot dibuka. Pasalnya, tanda-tanda apresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).  

Mengawal perdagangan pasar spot, rupiah sudah menguat 0,21%. Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin kuat. Bahkan beberapa kali penguatan rupiah 'menyundul' kisaran 1%. 

Dolar AS yang kemarin masih berada di kisaran Rp 14.400, kini sudah di level Rp 14.200. Posisi penutupan hari ini adalah titik terkuat rupiah sejak 3 Desember 2018. 

 

Sebenarnya hampir seluruh mata uang Asia juga menguat di hadapan greenback. Hanya yen Jepang dan dolar Hong Kong yang tertinggal di belakang. 

Namun, rupiah menjadi spesial karena berada di puncak klasemen. Dalam hal penguatan di hadapan dolar AS, rupiah menjadi yang nomor satu. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:23 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Angin segar memang tengah bertiup ke Asia. Sumbernya dari China, terkait hubungan yang semakin mesra dengan AS. Mengutip Reuters, AS dan China dikabarkan akan melangsungkan pertemuan di Beijing pada 7-8 Januari.  

Kedua negara akan berdialog mengenai isu-isu perdagangan, menindaklanjuti hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina awal bulan lalu. Di sela-sela KTT G20 tersebut, Trump dan Xi menyepakati 'gencatan senjata' selama 90 hari. 

"Delegasi AS yang dipimpin oleh Wakil Perwakilan Dagang Jeffrey Gerrish akan mengunjungi China untuk melakukan diskusi yang positif dan konstruktif dengan pemerintah China," sebut keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China. 

Selepas pertemuan Trump-Xi di Buenos Aires, hubungan Washington-Beijing memang semakin mesra. Pertemuan di Beijing pekan depan diharapkan menjadi pembuka jalan menuju damai dagang, sesuatu yang saat diimpikan oleh pelaku pasar.  

Akibatnya sikap risk aversion pun sirna, dan investor berbondong-bondong masuk ke instrumen berisiko di negara berkembang, tidak kecuali ke Indonesia. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 392,97 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,86%. Arus modal ini memberi sumbangsih kepada penguatan rupiah. 

Selain itu, faktor domestik juga berperan membuat rupiah perkasa. Bank Indonesia mengakui bahwa ada intervensi di pasar Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF). 

"BI memberikan ruang yang besar bagi penguatan rupiah lebih lanjut," tutur Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI. 


Intervensi BI membuat permintaan terhadap rupiah meningkat. Akibatnya rupiah pun menguat signifikan dan menjadi yang terbaik di Asia. Rupiah memberikan kado akhir pekan yang manis buat Indonesia.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular