
Shutdown di AS Bisa Segera Usai, Bursa Saham Asia Tetap Turun
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 January 2019 09:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia diperdagangkan melemah pada pagi hari ini: indeks Shanghai turun 0,11%, indeks Hang Seng turun turun 0,25%, indeks Strait Times turun 0,14%, dan indeks Kospi turun 0,26%.
Kabar positif yang datang dari AS tak mampu menyelamatkan bursa saham Asia. Kemarin, (2/1/2019), Presiden AS Donald Trump mengundang pimpinan House of Representatives dan Senate dari Partai Demokrat dan Republik ke Gedung Putih untuk mengikuti pemaparan terkait keamanan perbatasan.
Sebagai informasi, pertemuan ini digelar seiring dengan penolakan Partai Demokrat terkait dengan anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko senilai US$ 5 miliar yang pada akhirnya berujung kepada penutupan sementara pemerintahan AS (partial government shutdown).
Pasca pertemuan selesai digelar, Trump mengindikasikan bahwa dirinya akan melunak untuk membuat pemerintahan kembali beroperasi. Hal ini diungkapkannya melalui cuitan di akun Twitter.
"....Saya tetap siap dan ingin bekerja dengan Demokrat untuk meloloskan rancangan undang-undang yang mengamankan perbatasan kita, mendukung para agen dan petugas di lapangan, dan menjaga Amerika aman. Mari menyelesaikannya!" cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Apa mau dikata, rilis data ekonomi yang mengecewakan masih membebani kinerja bursa saham Benua Kuning. Kemarin, Manufacturing PMI China periode Desember versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.
Di Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY. Kemudian di Korea Selatan, Manufacturing PMI periode Desember versi Nikkei diumumkan di level 49,8. Sejatinya, capaian periode Desember membaik ketimbang November yang sebesar 48,6. Namun, angkanya tetap saja di bawah 50 atau masih menunjukkan adanya kontraksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Kabar positif yang datang dari AS tak mampu menyelamatkan bursa saham Asia. Kemarin, (2/1/2019), Presiden AS Donald Trump mengundang pimpinan House of Representatives dan Senate dari Partai Demokrat dan Republik ke Gedung Putih untuk mengikuti pemaparan terkait keamanan perbatasan.
Sebagai informasi, pertemuan ini digelar seiring dengan penolakan Partai Demokrat terkait dengan anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko senilai US$ 5 miliar yang pada akhirnya berujung kepada penutupan sementara pemerintahan AS (partial government shutdown).
"....Saya tetap siap dan ingin bekerja dengan Demokrat untuk meloloskan rancangan undang-undang yang mengamankan perbatasan kita, mendukung para agen dan petugas di lapangan, dan menjaga Amerika aman. Mari menyelesaikannya!" cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Apa mau dikata, rilis data ekonomi yang mengecewakan masih membebani kinerja bursa saham Benua Kuning. Kemarin, Manufacturing PMI China periode Desember versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.
Di Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY. Kemudian di Korea Selatan, Manufacturing PMI periode Desember versi Nikkei diumumkan di level 49,8. Sejatinya, capaian periode Desember membaik ketimbang November yang sebesar 48,6. Namun, angkanya tetap saja di bawah 50 atau masih menunjukkan adanya kontraksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular