
Analisis Teknikal
Terpengaruh Bursa Asia, IHSG Sesi I Turun 0,26%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
02 January 2019 13:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan awal 2019 dengan menguat 0,05% ke level 6.197, tapi karena bursa Asia berguguran IHSG pun berbalik arah dengan bergerak di zona negatif.
Hingga siang ini, indeks Nikkei 225 masih terkoreksi 0,31%, Shanghai juga terkoreksi 1,01%, Kospi bergerak minus 1,55% dan Hang Seng dalam keadaan anjlok 2,38%. Sedangkan IHSG hingga penutupan sesi I terkoreksi 0,26% ke level 6.178.
Hampir semua indeks sektoral yang ada di IHSG melemah kecuali sektor konsumer yang menguat 0,19%. Penguatan tersebut salah satunya didorong data inflasi yang diumumkan sebesar 3,13% secara tahunan oleh BPS pada pukul 11:00 WIB.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi tahunan (year-on-year/YoY) pada Desember 2018 sebesar 3,04%. Nilai inflasi yang lebih tinggi dari konsensus beberapa ekonom tersebut menandakan geliat di bidang barang konsumsi.
Secara persentase, indeks sektor pertambangan mengalami koreksi terbesar dengan pelemahan 1,19%. Belakangan produksi minyak Amerika Serikat (AS) meningkat cukup drastis hingga menjadi produsen minyak No.1 di dunia. AS mengungguli Rusia dengan produksi 11 juta barel per hari.
Suplai yang besar tersebut membuat harga minyak cenderung bergerak turun. Tidak hanya dari sisi produksi, dari sisi permintaan juga cenderung turun karena pertumbuhan ekonomi yang hampir merata melambat di seluruh dunia.
Meskipun IHSG terkoreksi, investor asing masih dominan masuk ke pasar dengan beli bersih (net buy) Rp 37 miliar. Adapun nilai transaksi bursa saham senilai Rp 4,02 triliun.
Mampukah IHSG berbalik menguat sesi II? Tim Riset CNBC Indonesia mengupas nya menggunakan analisis teknikal, dengan hasil sebagai berikut:
Meskipun terkoreksi, IHSG masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5). Hal ini menandakan IHSG belum memasuki fase penurunan dalam jangka pendek.
Melihat dari polanya, membentuk lilin putih pendek (short white candle). Pola tersebut menggambarkan tekanan lanjutan yang berpotensi akan di alami IHSG pada sesi selanjutnya.
Adapun level penahan penurunan (support) yang berpotensi diuji indeks pada siang ini berada di 6.155.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Hingga siang ini, indeks Nikkei 225 masih terkoreksi 0,31%, Shanghai juga terkoreksi 1,01%, Kospi bergerak minus 1,55% dan Hang Seng dalam keadaan anjlok 2,38%. Sedangkan IHSG hingga penutupan sesi I terkoreksi 0,26% ke level 6.178.
Hampir semua indeks sektoral yang ada di IHSG melemah kecuali sektor konsumer yang menguat 0,19%. Penguatan tersebut salah satunya didorong data inflasi yang diumumkan sebesar 3,13% secara tahunan oleh BPS pada pukul 11:00 WIB.
Secara persentase, indeks sektor pertambangan mengalami koreksi terbesar dengan pelemahan 1,19%. Belakangan produksi minyak Amerika Serikat (AS) meningkat cukup drastis hingga menjadi produsen minyak No.1 di dunia. AS mengungguli Rusia dengan produksi 11 juta barel per hari.
Suplai yang besar tersebut membuat harga minyak cenderung bergerak turun. Tidak hanya dari sisi produksi, dari sisi permintaan juga cenderung turun karena pertumbuhan ekonomi yang hampir merata melambat di seluruh dunia.
Meskipun IHSG terkoreksi, investor asing masih dominan masuk ke pasar dengan beli bersih (net buy) Rp 37 miliar. Adapun nilai transaksi bursa saham senilai Rp 4,02 triliun.
Mampukah IHSG berbalik menguat sesi II? Tim Riset CNBC Indonesia mengupas nya menggunakan analisis teknikal, dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Melihat dari polanya, membentuk lilin putih pendek (short white candle). Pola tersebut menggambarkan tekanan lanjutan yang berpotensi akan di alami IHSG pada sesi selanjutnya.
Adapun level penahan penurunan (support) yang berpotensi diuji indeks pada siang ini berada di 6.155.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular