Inilah Biang Kerok Anjloknya Bursa Saham Asia

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 January 2019 11:03
Data ekonomi yang membuat bursa saham Asia babak belur.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan di tahun 2019, bursa saham Asia langsung babak belur.

Hingga berita ini diturunkan, indeks Shanghai anjlok 1,14%, indeks Hang Seng ambruk 2,7%, indeks Strait Times turun 1,04%, indeks Kospi melemah 0,86%, dan indeks KLCI (Malaysia) terkoreksi 0,9%. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,15% ke level 6.184,96.


Rilis data ekonomi menjadi momok bagi bursa saham Benua Kuning. Pada pagi hari ini, Rabu (2/1/2019), serangkaian rilis data ekonomi dari kawasan Asia kompak membuat investor kecewa.

Berikut data ekonomi yang dimaksud, seperti dirangkum oleh Tim Riset CNBC Indonesia.

China
Di China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia, Manufacturing PMI periode Desember versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.

Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.

Perang dagang yang terus berkecamuk dengan AS terlihat terus menyakiti perekonomian China. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru untuk produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China menyasar US$ 110 miliar produk asal AS.

Singapura
Di Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY.

Korea Selatan
Di Negeri Ginseng, Manufacturing PMI periode Desember versi Nikkei diumumkan di level 49,8. Sejatinya, capaian periode Desember membaik ketimbang November yang sebesar 48,6. Namun, angkanya tetap saja di bawah 50 atau masih menunjukkan adanya kontraksi.



Malaysia
Di Malaysia, Manufacturing PMI periode Desember versi Nikkei diumumkan di level 46,8. Kontraksi yang terjadi pada bulan Desember lebih dalam dibandingkan bulan November. Pada saat itu, Manufacturing PMI adalah sebesar 48,2.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(prm) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular