
Faktor Dalam Negeri Juga Buat Rupiah Melemah, Apa Saja?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 December 2018 12:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di perdagangan pasar spot hari ini, Rabu (26/12/2018), dan sempat menembus Rp 14.600/US$.
Pada pukul 11:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.590. Rupiah melemah 0,27% dibandingkan posisi penutupan perdagangan Jumat pada akhir pekan lalu.
Kalangan analis saat berbincang dengan CNBC Indonesia menyebutkan, bahwa ada sejumlah faktor yang menyebabkan rupiah terjatuh, setelah sempat menguat sebelum libur Natal.
"Ini imbas dari penyesuaian posisi investor global di emerging market karena kenaikan bunga Fed, dan aksi sell off di bursa global karena pesimisme prospek ekonomi global," kata Ekonom Maybank Myrdal Gunarto.
Meski demikian, faktor pelemahan rupiah dianggap tak hanya bersumber dari eksternal. Kondisi dalam negeri, pun ikut memberikan andil terhadap pelemahan mata uang Garuda.
"Dari domestik, ada kebutuhan dolar untuk pembayaran bunga utang, impor, dan juga keperluan liburan akhir tahun. Tapi kalau melemah, masih terkendali karena BI selalu ada di pasar," jelas Myrdal.
Sementara itu, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan, rentannya rupiah terhadap gejolak eksternal memang tergambar dari transaksi berjalan yang mengalami defisit cukup besar.
Bank Indonesia (BI) bahkan mengingatkan bahwa defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2018 kemungkinan bisa berada di atas 3% dari produk domestik bruto (PDB).
Namun menurut Piter, pelemahan rupiah yang terjadi sebelum libur panjang merupakan sesuatu yang wajar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut.
"Dampak window dressing saya kira sudah tidak cukup dominan dikalahkan oleh keinginan investor untuk mengambil keuntungan dan preferensi memegang likuiditas ditengah ketidakpastian," kata Piter.
"Investor juga menyadari bahwa kondisi rupiah tetap sama yaitu rentan. Persoalan ketidakpastian global juga masih menghantui rupiah di tahun depan. Realitas ini yg membawa rupiah ke level Rp 14.600/US$ hari ini. Tanpa campur tangan BI pelemahan rupiah masih bisa berlanjut," jelasnya.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Pada pukul 11:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.590. Rupiah melemah 0,27% dibandingkan posisi penutupan perdagangan Jumat pada akhir pekan lalu.
Kalangan analis saat berbincang dengan CNBC Indonesia menyebutkan, bahwa ada sejumlah faktor yang menyebabkan rupiah terjatuh, setelah sempat menguat sebelum libur Natal.
Meski demikian, faktor pelemahan rupiah dianggap tak hanya bersumber dari eksternal. Kondisi dalam negeri, pun ikut memberikan andil terhadap pelemahan mata uang Garuda.
"Dari domestik, ada kebutuhan dolar untuk pembayaran bunga utang, impor, dan juga keperluan liburan akhir tahun. Tapi kalau melemah, masih terkendali karena BI selalu ada di pasar," jelas Myrdal.
Sementara itu, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan, rentannya rupiah terhadap gejolak eksternal memang tergambar dari transaksi berjalan yang mengalami defisit cukup besar.
Bank Indonesia (BI) bahkan mengingatkan bahwa defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2018 kemungkinan bisa berada di atas 3% dari produk domestik bruto (PDB).
Namun menurut Piter, pelemahan rupiah yang terjadi sebelum libur panjang merupakan sesuatu yang wajar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut.
"Dampak window dressing saya kira sudah tidak cukup dominan dikalahkan oleh keinginan investor untuk mengambil keuntungan dan preferensi memegang likuiditas ditengah ketidakpastian," kata Piter.
"Investor juga menyadari bahwa kondisi rupiah tetap sama yaitu rentan. Persoalan ketidakpastian global juga masih menghantui rupiah di tahun depan. Realitas ini yg membawa rupiah ke level Rp 14.600/US$ hari ini. Tanpa campur tangan BI pelemahan rupiah masih bisa berlanjut," jelasnya.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular