Rupiah Menguat di Kurs Acuan, Galau di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 December 2018 10:23
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat di kurs acuan. Sementara di pasar spot, rupiah masih galau dalam menentukan sikap.
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs acuan. Sementara di pasar spot, rupiah masih galau dalam menentukan sikap. 

Pada Jumat (21/12/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate berada di Rp 14.480. Rupiah menguat 0,13% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Sementara di pasar spot, rupiah masih galau dengan bolak-balik ke zona merah dan hijau. Mengawali hari dengan pelemahan 0,07%, depresiasi rupiah sempat lebih dalam dengan menyentuh minus 0,1%. 

Tidak lama kemudian, rupiah mampu berbalik arah meski terbatas. Namun penguatan itu tidak bertahan lama karena pada pukul 10:08 WIB rupiah kembali melemah 0,07% ke Rp 14.475/US$. 

Mata uang Asia bergerak variatif di hadapan dolar AS. Seperti rupiah, mungkin mata uang Benua Kuning lainnya masih mencari bentuk permainan terbaik untuk menghadapi greenback. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 10:10 WIB: 



Investor sepertinya masih mencari sentimen terkuat yang bisa menggerakkan pasar. Dolar AS saat ini sedang menguat secara global, terlihat dari kenaikan Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) sebesar 0,14% pada pukul 10:13 WIB. 

Namun sepertinya penguatan ini hanya bersifat technical rebound. Maklum, Dollar Index sudah melemah tajam 1,05% selama 7 hari terakhir. Ini membuat dolar AS sudah relatif murah sehingga menarik minat pelaku pasar. 

Meski begitu, dalam jangka menengah-panjang sepertinya dolar AS mulai kehilangan karisma. Penyebabnya adalah kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed yang mungkin kurang hawkish tahun depan. 

Saat ini, suku bunga acuan AS ada di median 2,375%. Pada akhir 2019, The Fed menargetkan suku bunga acuan berada di median 2,8%. Turun dari target sebelumnya yaitu 3,1%. 

Artinya kenaikan Federal Funds Rate pada 2019 mungkin hanya dua kali. Turun setengahnya dibandingkan tahun ini yang mencapai empat kali, yang membuat dolar AS perkasa dan jadi raja mata uang dunia. 

Oleh karena itu, investor masih agak 'mengelus' mata uang Asia termasuk rupiah. Ini yang membuat pelemahan rupiah tidak terlalu dalam, malah agak flat saja.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular