Dihantui Awan Gelap Bernama Resesi, Wall Street Coba Bangkit

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 December 2018 20:58
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 19 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 2 dan 12 poin.

Wall Street mencoba rebound pasca sell-off pada Rabu (17/12/2018) waktu setempat. Kemarin, Dow Jones anjlok 1,49%, S&P 500 amblas 1,54%, dan Nasdaq ambrol 2,17%. Wall Street anjlok lantaran hasil pertemuan The Federal Reserve yang mengecewakan. Pada dini hari tadi, tingkat suku bunga acuan dinaikkan sebesar 25 bps.

Lebih lanjut, The Fed memproyeksikan kenaikan sebanyak 2 kali (50 bps) pada tahun depan. Padahal, kontrak Fed Fund futures sebelumnya menunjukkan bahwa pelaku pasar mengharapkan tidak ada kenaikan sama sekali pada tahun depan.

Pada hari ini, awan gelap yang berpotensi menyeret Wall Street kembali ke zona merah datang dari pasar obligasi yang semakin kencang menyuarakan datangnya resesi.

Pada perdagangan tanggal 4 Desember, terjadi inversi spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun. Kemudian pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 basis poin (bps). Hal ini merupakan indikasi awal dari datangnya resesi di AS.

Melansir CNBC International yang mengutip Bespoke, dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), inversi pertama spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun datang rata-rata 26,3 bulan sebelum resesi dimulai.

Namun, konfirmasi datangnya resesi tak cukup mengandalkan spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun. Konfirmasi biasanya datang dari spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun.

Pasalnya dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS, juga selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun. Kajian dari Bespoke menunjukkan bahwa inversi pada kedua tenor ini terjadi rata-rata 89 hari setelah inversi pertama pada obligasi tenor 3 dan 5 tahun.

Pada perdagangan hari ini, spread yield antara kedua tenor tersebut adalah sebesar -37 bps. Memang belum terjadi inversi, tapi nilainya menipis dari posisi kemarin (19/12/2018) yang sebesar -38 bps atau semakin mengarah ke inversi.

Jika dibandingkan dengan posisi awal November yang sebesar -82 bps, situasinya tentu sangat mengkhawatirkan.

Pada pukul 20:30 WIB, data Philadelphia Fed Manufacturing Index periode Desember akan diumumkan, bersamaan dengan klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 15 Desember.

Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Perlambatan Ekonomi Kian Terasa, Wall Street akan Terkoreksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular