5 Aksi Emiten Ini Perlu Dicermati Jelang Pembukaan Bursa

Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 December 2018 08:24
Rangkuman aksi korporasi emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia hari Rabu.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah 0,09%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengakhiri perdagangan hari Rabu (19/12/2018) dengan penguatan sebesar 1,55% ke level 6.176,09.

Jika dibandingkan dengan kinerja dari indeks saham lain di kawasan Asia, IHSG menjadi yang terbaik kedua setelah indeks PSEi (Filipina) yang naik 2,15%.


Nilai transaksi tercatat Rp 11,42 triliun dengan volume 19,81 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 421.292 kali.

Selain itu, terdapat beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini dibuka.

1. Merger BTPN-Sumitomo Tinggal Tunggu Persetujuan OJK Jepang
Merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) dipastikan tetap berlanjut. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut proses sekarang berada di tangan otoritas keuangan Jepang, Financial Service Agency.

2. Siap-Siap! Dapat Kado Tahun Baru Dividen dari Adaro
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) bakal memberikan kado natal berupa dividen interim kepada pemegang sahamnya di awal tahun nanti. Secara total perusahaan akan membagikan dividen interim senilai US$ 75,16 juta (Rp 1,08 triliun, kurs Rp 14.500/US$) yang berasal dari laba bersih perseroan.

3. Emiten Ini Terbitkan Obligasi & Kupon 16,80%, Berani Beli?
PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) bakal menerbitkan obligasi senilai Rp 73 miliar. Obligasi ini akan diterbitkan dalam lima emisi dengan tingkat bunga beragam, paling rendah di level 13,25% dan paling besar 16,80% per tahunnya.

4. Naikkan Produksi, Chandra Asri Siapkan Capex Rp 6,52 T
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tahun depan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai kisaran US$400 juta-US$450 juta (Rp 5,80 triliun-Rp 6,52 triliun, kurs Rp 14/500/US$). Perusahaan sudah menganggarkan dana tersebut dari kas internal dan dana pinjaman yang belum lama ini didapat perusahaan.

5. Bisnis Kesehatan Konsumen Dijual, Penjualan Merck Anjlok 45%
PT Merck Tbk (MERK) menyebutkan pendapatan perusahaan mulai 2019 nanti akan mengalami penurunan sampai dengan 45%. Sebab, unit usaha kesehatan konsumen (consumer health) dijual ke PT Procter & Gamble Home Products Indonesia (P&G). Selama ini unit usaha kesehatan konsumen memberikan kontribusi hampir setengahnya penjualan perusahaan.
(prm) Next Article Tiba-tiba Saham ADRO Cs Melesat, Apa Pemicunya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular