
Kondisi Keuangan Grup Berisiko, Outlook SMAR Diturunkan Fitch
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
17 December 2018 14:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menurunkan outlook PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), PT Ivo Mas Tunggal (IMT), dan PT Sawit Mas Sejahtera (SMS) dari Positif menjadi Stable serta menegaskan kembali rating AA.
Peringkat atas ketiga perusahaan tersebut didasarkan pada profil konsolidasi grup Golden Agri-Resources Ltd karena kuatnya hubungan antara ketiga perseroan dengan induk usahanya.
Revisi outlook itu menggambarkan melemahnya indikator kredit grup tersebut, utamanya karena kinerja laba yang turun akibat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang terus merosot di tengah situasi kelebihan pasokan yang terjadi di industri, dikutip dari siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Senin (17/12/2018).
"Kami memperkirakan leverage akan moderat dengan pengumpulan uang tunai yang kuat yang diarahkan untuk pembayaran kembali utang," tulis Fitch.
"Namun, investasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan melemahnya harga CPO menyebabkan kenaikan leverage."
Penegasan kembali rating tersebut menggambarkan proyeksi Fitch bahwa perusahaan akan melakukan deleverage sekitar empat kali hingga 2020. Namun, bila GAR terus berinvestasi lebih dari perkiraan, upaya deleveraging akan tertunda, dan Fitch dapat mengambil langkah terhadap rating perusahaan.
Peringkat anak usaha GAR didukung oleh posisi grup sebagai perusahaan minyak sawit terbesar kedua di dunia berdasarkan area tanam dan kegiatan bisnisnya yang terintegrasi.
(hps) Next Article Kuartal I-2019: Awan Kelabu Industri Sawit Indonesia
Peringkat atas ketiga perusahaan tersebut didasarkan pada profil konsolidasi grup Golden Agri-Resources Ltd karena kuatnya hubungan antara ketiga perseroan dengan induk usahanya.
Revisi outlook itu menggambarkan melemahnya indikator kredit grup tersebut, utamanya karena kinerja laba yang turun akibat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang terus merosot di tengah situasi kelebihan pasokan yang terjadi di industri, dikutip dari siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Senin (17/12/2018).
![]() |
"Namun, investasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan melemahnya harga CPO menyebabkan kenaikan leverage."
Penegasan kembali rating tersebut menggambarkan proyeksi Fitch bahwa perusahaan akan melakukan deleverage sekitar empat kali hingga 2020. Namun, bila GAR terus berinvestasi lebih dari perkiraan, upaya deleveraging akan tertunda, dan Fitch dapat mengambil langkah terhadap rating perusahaan.
Peringkat anak usaha GAR didukung oleh posisi grup sebagai perusahaan minyak sawit terbesar kedua di dunia berdasarkan area tanam dan kegiatan bisnisnya yang terintegrasi.
(hps) Next Article Kuartal I-2019: Awan Kelabu Industri Sawit Indonesia
Most Popular