Defisit Neraca Dagang Cetak Rekor, IHSG Ambruk 1,09%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 December 2018 11:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak turun pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor-impor periode November 2018.
Sepanjang November, ekspor tercatat turun sebesar 3,28% YoY. Capaian ini terbilang mengecewakan lantaran konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh sebesar 2,6% YoY. Sementara itu, impor meroket hingga 11,68% YoY, jauh di atas konsensus yang sebesar 8,5% YoY.
Alhasil, defisit neraca dagang tercatat sebesar US$ 2,05 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 990 juta saja. Posisi ini menjadi yang terdalam sepanjang tahun 2018.
Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, IHSG diperdagangkan di level 6.121,6 (-0,78% dibandingkan penutupan perdagangan hari Jumat, 14/12/2018). Kini, IHSG diperdagangkan di level 6.102,76 atau anjlok hingga 1,09%.
Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, maka besar kemungkinan defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan kembali membengkak pada kuartal-IV 2018. Pada kuartal-III 2018, CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014.
Sebagai informasi, neraca dagang membukukan defisit yang dalam sepanjang bulan Oktober yakni sebesar US$ 1,82 miliar, sehingga tekanan lebih lanjut pada bulan November tentu akan menekan posisi CAD Indonesia.
Rupiah pun dipukul mundur merilis data perdagangan internasional. Sebelum data tersebut diumumkan, rupiah melemah 0,1% di pasar spot ke level Rp 14.595/dolar AS. Kini, rupiah melemah 0,17% ke level 14.605/dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Neraca Dagang 2019 Masih Berdarah-darah
Sepanjang November, ekspor tercatat turun sebesar 3,28% YoY. Capaian ini terbilang mengecewakan lantaran konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh sebesar 2,6% YoY. Sementara itu, impor meroket hingga 11,68% YoY, jauh di atas konsensus yang sebesar 8,5% YoY.
Alhasil, defisit neraca dagang tercatat sebesar US$ 2,05 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 990 juta saja. Posisi ini menjadi yang terdalam sepanjang tahun 2018.
Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, maka besar kemungkinan defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan kembali membengkak pada kuartal-IV 2018. Pada kuartal-III 2018, CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014.
Sebagai informasi, neraca dagang membukukan defisit yang dalam sepanjang bulan Oktober yakni sebesar US$ 1,82 miliar, sehingga tekanan lebih lanjut pada bulan November tentu akan menekan posisi CAD Indonesia.
Rupiah pun dipukul mundur merilis data perdagangan internasional. Sebelum data tersebut diumumkan, rupiah melemah 0,1% di pasar spot ke level Rp 14.595/dolar AS. Kini, rupiah melemah 0,17% ke level 14.605/dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Neraca Dagang 2019 Masih Berdarah-darah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular