Ditekan Luar-Dalam, Bursa Saham Asia Berakhir Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 December 2018 18:00
Bursa saham utama kawasan regional ditutup di zona merah pada perdagangan terakhir di pekan ini.
Foto: Warga berjalan melewati papan elektronik yang menampilkan indikator pasar saham AS di luar pialang di Tokyo, Jepang, 5 Desember 2018. REUTERS / Issei Kato
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan regional ditutup di zona merah pada perdagangan terakhir di pekan ini: indeks Nikkei turun 2,02%, indeks Shanghai turun 1,53%, indeks Hang Seng turun 1,62%, indeks Strait Times turun 1,09%, dan indeks Kospi turun 1,25%.

Bursa saham Asia ditekan luar-dalam hari ini, tak memberikannya ruang untuk membukukan penguatan.

Dari kawasan regional, rilis data ekonomi di China yang mengecewakan membuat investor memasang mode defensif. Pada pagi hari, pertumbuhan produksi industri periode November diumumkan sebesar 5,4% YoY, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 5,9% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.

Pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode yang sama diumumkan tumbuh hanya sebesar 8,1% YoY, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 8,8% YoY.

Perang dagang dengan AS terlihat benar-benar menyakiti perekonomian Negeri Panda. Walaupun ada berbagai perkembangan positif yang menyelimuti perang dagang, tetap saja belum ada kesepakatan hitam di atas putih yang ditandatangani kedua belah pihak. Perang dagang masih sangat jauh dari kata usai dan tekanan terhadap perekonomian China bisa terus berlangsung.

Dari sisi eksternal, sinyal resesi yang masih keras digaungkan oleh pasar obligasi AS membuat pasar saham Asia ditinggalkan investor. Pada perdagangan tanggal 4 Desember, terjadi inversi spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun. Pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 basis poin (bps). Hal ini merupakan indikasi awal dari datangnya resesi di AS.

Lebih lanjut, konfirmasi datang-tidaknya resesi bisa berasal dari inversi atas obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun. Pada perdagangan hari ini, spread yield antara kedua tenor tersebut adalah sebesar -46 bps. Memang belum terjadi inversi, tapi nilainya menipis dari posisi kemarin (13/12/2018) yang sebesar -49 bps atau semakin mengarah ke inversi.

Sebagai informasi, inversi pada spread yield obligasi AS tenor 3-5 tahun dan 3 bulan-10 tahun terjadi pada 3 resesi terakhir yang dialami oleh AS. Wajar jika pelaku pasar merespons pergerakan saat ini dengan melakukan aksi jual besar-besaran.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular