Jawaban BI Soal Ancaman Resesi AS
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 December 2018 14:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memandang ancaman resesi yang mendera Amerika Serikat (AS) masih terlalu jauh. BI justru mengantisipasi kenaikan bunga acuan The Fed yang diramal masih akan naik Desember 2018 dan 3 kali kenaikan di 2019.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo di sela acara ISEF di Surabaya, Kamis (13/12/2018).
"Saya rasa resesi AS terlalu jauh kita katakan resesi. Artinya perkembangannya masih seperti yang kita lihat, masih up and down. Tapi masih belum bisa langsung dikatakan resesi," ungkap Dody.
Dody mengatakan, soal perang dagang antara AS-China yang saat ini ada gencatan diperkirakan memberi support ke rupiah. "Hari ini sendiri rupiah mengarah ke penguatan," katanya.
Mengenai langkah The Fed, Dody mengungkapkan bank sentral masih akan konservatif mengantisipasi ke depan. BI melihat akan ada kenaikan 1 kali pada Desember 2018 ini.
"Kita tetap konservatif. Kita tetap menggunakan asumsi akan ada kenaikan satu kali di bulan Desember. Bulan ini, dan tiga kali di tahun depan. Tentunya konservatif stance itu akan membentuk kita lebih waspada kedepannya. Bahwa nanti mengarah pada perbaikan tentunya akan positif kepada ekonomi kita," paparnya.
(dru/dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo di sela acara ISEF di Surabaya, Kamis (13/12/2018).
"Saya rasa resesi AS terlalu jauh kita katakan resesi. Artinya perkembangannya masih seperti yang kita lihat, masih up and down. Tapi masih belum bisa langsung dikatakan resesi," ungkap Dody.
![]() |
Dody mengatakan, soal perang dagang antara AS-China yang saat ini ada gencatan diperkirakan memberi support ke rupiah. "Hari ini sendiri rupiah mengarah ke penguatan," katanya.
Mengenai langkah The Fed, Dody mengungkapkan bank sentral masih akan konservatif mengantisipasi ke depan. BI melihat akan ada kenaikan 1 kali pada Desember 2018 ini.
"Kita tetap konservatif. Kita tetap menggunakan asumsi akan ada kenaikan satu kali di bulan Desember. Bulan ini, dan tiga kali di tahun depan. Tentunya konservatif stance itu akan membentuk kita lebih waspada kedepannya. Bahwa nanti mengarah pada perbaikan tentunya akan positif kepada ekonomi kita," paparnya.
(dru/dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024
Most Popular