
Rupiah Perkasa, IHSG Dibuka Menguat 0,41%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 December 2018 09:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali hari ini dengan penguatan sebesar 0,41% ke level 6.140,88.
IHSG berhasil mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya telah terlebih dulu dibuka di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,71%, indeks Shanghai naik 0,19%, indeks Hang Seng naik 0,88%, indeks Strait Times naik 0,13%, dan indeks Kospi naik 0,23%.
Hubungan AS-China yang kian mesra memberikan optimisme bagi investor untuk berburu saham-saham di Benua Kuning. Setelah Trump mengklaim bahwa China sudah mulai meningkatkan pembelian kedelai asal AS dan siap menurunkan bea masuk untuk impor mobil asal AS, China kini nampak semakin membuka dirinya.
Wall Street Journal melaporkan bahwa China sedang melakukan persiapan untuk mengganti program 'Made in China 2025' dengan sebuah program yang akan memberikan akses lebih besar bagi investor asing untuk berpartisipasi dalam perekonomiannya, seperti dikutip dari CNBC International.
Program 'Made in China 2025' merupakan gagasan dari Presiden China Xi Jinping untuk mendongrak industri berteknologi tinggi disana. Administrasi Presiden AS Donald Trump sudah sejak lama mengkritik program ini lantaran dianggap proteksionis.
Seorang sumber mengatakan bahwa program baru itu bisa diperkenalkan pada awal tahun depan.
Selain itu, kabar positif bagi bursa saham Asia juga datang dari Inggris. Perdana Menteri Theresa May berhasil mempertahankan posisinya pasca memenangkan dukungan parlemen kala menghadapi pemunguta suara atas mosi tidak percaya. Sebanyak 200 suara mendukung May dan hanya 117 yang ingin dirinya hengkang.
Perkembangan ini membuat proses pembahasan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) menemui kepastian karena tidak ada pergantian kepemimpinan. Sebelumnya, May menegaskan pergantian kepemimpinan bukan jalan terbaik bagi Inggris yang sedang menghadapi sengkarut Brexit. Negeri John Bull sudah tidak punya banyak waktu, karena Bexit efektif berlaku pada 29 Maret 2019.
Rupiah yang langsung tancap gas sejak pagi hari semakin membuat investor berbunga-bunga. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,55% di pasar spot ke level Rp 14.515/dolar AS.
Rupiah perkasa seiring dengan melandainya inflasi di AS. Pada bulan November, inflasi di AS tercatat sebesar 2,2% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,5% YoY. Capaian bulan lalu juga merupakan yang terlambat sejak Februari.
Dengan melandainya inflasi, ada harapan bahwa The Federal Reserve tak akan terlalu agresif dalam mengerek suku bunga acuan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
IHSG berhasil mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya telah terlebih dulu dibuka di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,71%, indeks Shanghai naik 0,19%, indeks Hang Seng naik 0,88%, indeks Strait Times naik 0,13%, dan indeks Kospi naik 0,23%.
Hubungan AS-China yang kian mesra memberikan optimisme bagi investor untuk berburu saham-saham di Benua Kuning. Setelah Trump mengklaim bahwa China sudah mulai meningkatkan pembelian kedelai asal AS dan siap menurunkan bea masuk untuk impor mobil asal AS, China kini nampak semakin membuka dirinya.
Program 'Made in China 2025' merupakan gagasan dari Presiden China Xi Jinping untuk mendongrak industri berteknologi tinggi disana. Administrasi Presiden AS Donald Trump sudah sejak lama mengkritik program ini lantaran dianggap proteksionis.
Seorang sumber mengatakan bahwa program baru itu bisa diperkenalkan pada awal tahun depan.
Selain itu, kabar positif bagi bursa saham Asia juga datang dari Inggris. Perdana Menteri Theresa May berhasil mempertahankan posisinya pasca memenangkan dukungan parlemen kala menghadapi pemunguta suara atas mosi tidak percaya. Sebanyak 200 suara mendukung May dan hanya 117 yang ingin dirinya hengkang.
Perkembangan ini membuat proses pembahasan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) menemui kepastian karena tidak ada pergantian kepemimpinan. Sebelumnya, May menegaskan pergantian kepemimpinan bukan jalan terbaik bagi Inggris yang sedang menghadapi sengkarut Brexit. Negeri John Bull sudah tidak punya banyak waktu, karena Bexit efektif berlaku pada 29 Maret 2019.
Rupiah yang langsung tancap gas sejak pagi hari semakin membuat investor berbunga-bunga. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,55% di pasar spot ke level Rp 14.515/dolar AS.
Rupiah perkasa seiring dengan melandainya inflasi di AS. Pada bulan November, inflasi di AS tercatat sebesar 2,2% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,5% YoY. Capaian bulan lalu juga merupakan yang terlambat sejak Februari.
Dengan melandainya inflasi, ada harapan bahwa The Federal Reserve tak akan terlalu agresif dalam mengerek suku bunga acuan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular