
Sandiaga: Naik-Turun Rupiah di Rp 15.000/US$ Beratkan UKM
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
12 December 2018 20:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah yang naik-turun bagaikan yoyo membuat UKM terganggu. Hal ini dikarenakan banyaknya produkĀ UKM yang menggunakan benchmark dolar.
Demikian diungkapkan oleh Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. Ia menyampaikan hal ini dalam sebuah diskusi soal BUMN di Jakarta, Rabu (12/12/2018).
"Ke depannya memang rupiah, ini memberatkan UKM loh, turun Rp 14.000 lalu naik lagi jadi Rp 15.000, mereka susah sekali untuk pricing produknya karena banyak produknya yang menggunakan dolar," ungkap Sandiaga.
"Jadi kalau naik turun ini membebani apalagi masyarakat tidak memiliki daya beli. Itu jadi satu poin yang seharusnya dilihat dari sisi rakyat, UKM," tegasnya.
Menurut Sandiaga, pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sudah berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun, ketika Prabowo-Sandiaga yang memimpin, sambungnya, sudah pasti kebijakan akan lebih kuat dan tegas.
"Saya yakin pemerintah sudah coba dengan luar biasa, tapi kami yakin di bawah Prabowo-Sandi dengan pemerintahan yang kuat dan tegas, eksekusi daripada reformasi struktural akan bisa dilakukan dengan lebih pasti dan jelas memberikan sinyal yang baik kepada pasar," terangnya.
"Tentunya yang eksternal itu di luar kekuasaan kita, tapi yang di internal itu kita perbaiki," tutup Sandiaga.
(dru/dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Demikian diungkapkan oleh Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. Ia menyampaikan hal ini dalam sebuah diskusi soal BUMN di Jakarta, Rabu (12/12/2018).
"Ke depannya memang rupiah, ini memberatkan UKM loh, turun Rp 14.000 lalu naik lagi jadi Rp 15.000, mereka susah sekali untuk pricing produknya karena banyak produknya yang menggunakan dolar," ungkap Sandiaga.
![]() |
"Jadi kalau naik turun ini membebani apalagi masyarakat tidak memiliki daya beli. Itu jadi satu poin yang seharusnya dilihat dari sisi rakyat, UKM," tegasnya.
Menurut Sandiaga, pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sudah berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun, ketika Prabowo-Sandiaga yang memimpin, sambungnya, sudah pasti kebijakan akan lebih kuat dan tegas.
"Saya yakin pemerintah sudah coba dengan luar biasa, tapi kami yakin di bawah Prabowo-Sandi dengan pemerintahan yang kuat dan tegas, eksekusi daripada reformasi struktural akan bisa dilakukan dengan lebih pasti dan jelas memberikan sinyal yang baik kepada pasar," terangnya.
"Tentunya yang eksternal itu di luar kekuasaan kita, tapi yang di internal itu kita perbaiki," tutup Sandiaga.
(dru/dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular