Optimisme Damai Dagang Bawa Bursa Saham Asia Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 December 2018 17:55
Perkembangan terkait dengan perang dagang AS-China yang positif mengangkat kinerja bursa saham Asia.
Foto: Ilustrasi Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 2,15%, indeks Shanghai naik 0,31%, indeks Hang Seng naik 1,61%, indeks Strait Times naik 1,33%, dan indeks Kospi naik 1,44%.

Perkembangan terkait dengan perang dagang AS-China yang positif mengangkat kinerja bursa saham Asia.

Kemarin (11/12/2018), Wakil Perdana Menteri China Liu He telah berbicara melalui telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. Beijing dan Washington tengah menyusun rencana kerja sebagai tindak lanjut kesepakatan yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China di Xi Jinping di Argentina awal bulan ini.

"Kedua pihak (Liu dan Mnuchin-Lighthizer) bertukar pandangan mengenai implementasi dari konsensus yang dibuat oleh para pemimpin negara. Kedua pihak juga mendorong percepatan jadwal dan peta jalan (roadmap) pembicaraan di tingkat selanjutnya," sebut keterangan Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters.

Mengutip Wall Street Journal, Liu disebut-sebut akan bertandang ke Washington setelah Tahun Baru. Liu akan membahas tindak lanjut dari kesepakatan Trump-Xi di Buenos Aires bersama Mnuchin dan Lighthizer.

Lebih lanjut, China dikabarkan siap memangkas bea masuk bagi impor mobil asal AS dari 40% menjadi 15%, seperti dikutip dari Reuters. Sumber di lingkaran dalam pemerintah China mengungkapkan proposal tersebut akan dibahas di level kabinet dalam waktu dekat.

Sebelumnya, sebagai bagian dari balasan atas bea masuk yang dikenakan oleh AS, China membebankan bea masuk ekstra sebesar 25% bagi mobil-mobil pabrikan AS yang masuk ke negaranya sehingga total tarifnya menjadi 40%.

Pertemuan antara Trump dengan Xi sempat menimbulkan kekhawatiran lantaran masing-masing negara memiliki pernyataan versinya sendiri yang menempatnya dirinya sebagai 'pemenang'.

Perbedaan tersebut meliputi tenggat waktu 90 hari untuk menyelesaikan konflik dagang serta klaim dari Trump yang menyatakan bahwa China akan meningkatkan pembelian produk-produk agrikultur dari AS secepatnya.

Terkait dengan pembelian produk-produk agrikultur, hal ini nampaknya sudah terealisasi. Trump mengatakan bahwa China mulai memborong kedelai asal AS.

"Saya baru saja mendengar bahwa China membeli banyak kedelai. Ini mereka baru mulai, baru mulai," ungkap Trump.

Optimisme terkait dengan damai dagang AS-China berhasil mengalahkan sentimen negatif dari rilis data ekonomi di Jepang. Pada pagi hari ini, pemesanan mesin di Jepang periode Oktober diumumkan tumbuh sebesar 4,5% YoY, di bawah konsensus yang sebesar 5,9% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.

Kemudian, indeks harga produsen periode November terkontraksi sebesar 0,3% MoM, lebih dalam dari konsensus yang memproyeksikan kontraksi sebesar 0,1% MoM saja.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular