Analisis Teknikal

Asing Masih Keluar, Mampukah IHSG Menguat?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 December 2018 09:08
Rentang pergerakannya antara 6.050 hingga 6.150. Potensi pelemahan berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan pada pekan ke dua. Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan bergerak variatif cenderung melemah hari ini, Rabu (12/12/2018).

Rentang pergerakannya antara 6.050 hingga 6.150. Potensi pelemahan berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.

Sentimen Dari bursa global, dimana tiga indeks utama Wall Street bergerak variatif. Indeks Dow Jones melemah 0,22%, sementara S&P 500 juga melemah 0,04%, kemudian Nasdaq bertambah sedikit sebesar 0,16%.

Awalnya saham-saham di wallstreet bergerak naik lebih dari 1 persen di tengah tanda-tanda hubungan perdagangan AS-China bisa membaik. Optimisme tersebut sedikit luntur lantaran AS terus menuduh China atas peretasan dan spionase ekonomi, seperti dikutip The Washington Post.

Wallstreet kembali tertekan melihat Paman Trump yang ngambek dan mengancam bakal menonaktifkan pemerintahan (government shutdown), penyebabnya adalah permintaannya untuk membangun tembok perbatasan Meksiko didebat Pimpinan Senat Partai Demokrat Chuck Schumer.

Trump meminta anggaran US$ 5 miliar untuk pengamanan perbatasan sementara Schumer dan anggota demokrat lainnya yaitu Pelosi hanya merestui US$ 1,3 miliar. Schumer menilai Trump hanya sedang ngambek (tantrum). Namun dia menyebut Trump bersedia untuk mempertimbangkan besaran anggaran yang diusulkan Partai Demokrat.

Dari dalam negeri, Kekhawatiran mengenai resesi di AS nampaknya membuat investor asing kekeh meninggalkan rupiah dan pasar saham tanah air. Perlambatan ekonomi ditengah situasi geopolitik yang tidak menentu lagi-lagi menjadi penyebab utamanya.

Rupiah mengalami pelemahan 0,31% dan di banderol Rp 14.595/US$. Tekanan yang di alami rupiah terlihat dari derasnya aksi jual investor asing di pasar modal sejak senin kemarin senilai lebih dari Rp 1 triliun (one day one trillion).

Investor asing nampak melakukan profit taking pada saham perbankan, BBCA dilepas senilai Rp 200 miliar, BMRI dilepas Rp 65 miliar dan BBNI juga dilepas Rp 60 miliar.

Tekanan terhadap mata uang garuda juga dapat diukur dari imbal hasil (yield) obligasi, khususnya tenor 10 tahun yang terkoreksi 0,17%.

Lalu, kemana IHSG hari ini akan bergerak? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.

Tim Riset memandang pergerakan IHSG secara teknikal masih masih dibayangi koreksi dan berpotensi akan menutup perdagangan di zona hijau.

Pada penutupan bursa saham kemarin, Selasa (11/12/2018) secara resmi IHSG telah meninggalkan level psikologis 6.100 dan menjadi level penghalang akan kenaikan (resistance) yang baru.

Terbentuknya pola bearish harami pada penutupan terakhir memberikan sinyal akan penurunan indeks hari ini, meskipun kekuatannya bersifat sedang.

Mengacu pada indikator rerata pergerakan selama lima hari (moving average/MA), indeks juga cenderung tertekan dengan bergerak di bawah MA5. Belum kondusifnya situasi geopolitik maupun ekonomi global membuat IHSG sulit menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular