Sempat Dibuka Menguat Tipis, Bursa Asia Mayoritas Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 December 2018 09:10
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat walau terbatas pada perdagangan hari ini.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat walau terbatas pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,25 %, indeks Shanghai naik 0,09%, dan indeks Kospi naik 0,21%. Sementara itu, indeks Strait Times melemah 0,33% dan indeks Hang Seng turun 0,5%.

Tekanan jual yang sudah terlampau besar kemarin (10/12/2018) membuka ruang bagi investor untuk melakukan akumulasi. Pada perdagangan kemarin, indeks Nikkei ditutup anjlok 2,12%, indeks Shanghai melemah 0,82%, indeks Hang Seng turun 1,19%, indeks Strait Times terkoreksi 1,24%, dan indeks Kospi terpangkas 1,06%.

Apalagi, Wall Street membukukan kinerja yang terbilang oke. Pada akhir perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ditutup menguat 0,14%, indeks S&P 500 naik 0,2%, dan indeks Nasdaq Composite bertambah 0,7%. Padahal, sempat ada tekanan jual yang begitu besar. Indeks Dow Jones misalnya, sempat jatuh hingga 507 poin.

Salah satu hal yang membuat Wall Street jatuh adalah saham Apple yang sempat ambruk lebih dari 2%. Kejatuhan ini terjadi seiring dengan keputusan pengadilan di China yang memenangkan tuntutan Qualcomm terhadap Appple.

Menurut pernyataan dari Qualcomm, keputusan pengadilan tersebut melarang impor dan penjualan dari hampir seluruh model iPhone di China. Namun, pernyataan dari Apple mengatakan bahwa putusan pengadilan hanya mempengaruhi iPhone yang mengoperasikan sistem operasi versi lama.

Pada akhir perdagangan, harga saham Apple ditutup menguat 0,66%.

Dari kawasan regional, sentimen yang ada sejatinya masih negatif. Tanda-tanda perlambatan pertumbuhan terlihat jelas dari rilis data ekonomi yang akhir-akhir ini dirilis. Pada hari Sabtu (8/12/2018), ekspor China pada bulan November diumumkan naik 5,4 YoY, di bawah konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 10% YoY.

Adapun impor China hanya tumbuh 3% YoY, juga lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 14,5% YoY. Pertumbuhan impor di bulan lalu juga menjadi yang terlambat sejak Oktober 2016.

Beralih ke Jepang, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 direvisi turun menjadi -2,5% secara annualized, dari yang sebelumnya -1,2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular