OPEC Gagal Bikin Harga Minyak Meroket Hari Ini, Ada Apa?

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
10 December 2018 11:45
Pada hari Senin (10/12/2018), harga minyak mentah jenis brent kontrak Februari 2019 naik sebesar 0,53% ke level US$ 62/barel, hingga pukul 11.22 WIB.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaPada perdagangan hari Senin (10/12/2018), harga minyak mentah jenis brent kontrak Februari 2019 naik sebesar 0,53% ke level US$ 62/barel, hingga pukul 11.22 WIB. Di waktu yang sama, harga minyak mentah light sweet kontrak Januari 2019 terkoreksi 0,13% ke level US$ 52,54/barel.

Kedua harga minyak mentah kontrak berjangka cenderung merespon kebijakan pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan adem ayem.

Meski masih bergerak menguat, penguatan harga brent masih kalah dibandingkan penguatan di akhir pekan lalu. Kala itu, harga minyak acuan di Eropa ini mampu melambung nyaris 3%. Sedangkan, harga minyak light sweet malah terpeleset ke zona merah pada hari ini.



Sebagai informasi, pada akhir pekan lalu OPEC dan mitra produsen non-OPEC (termasuk Rusia) menyepakati pemotongan produksi sebanyak 1,2 juta barel/hari. Rincinya adalah 15 negara OPEC sepakat memangkas produksi sebanyak 800 ribu barel per hari, sementara Rusia dan produsen minyak sekutu lainnya mengurangi produksi sebanyak 400 ribu barel/hari.

Jumlah 1,2 juta barel/hari nampaknya melegakan pelaku pasar. Pasalnya, itu masih berada di rentang estimasi sebesar 1 - 1,4 juta barel/hari. Risiko-risiko yang sebelumnya datang dari kritikan Presiden AS Donald Trump serta sulitnya kesepakatan dengan Rusia dan Iran, nampaknya bisa diatasi dengan baik oleh OPEC cs.

Keputusan pemangkasan produksi ini akan dimulai pada bulan Januari 2019, dengan menggunakan level produksi pada Oktober 2018 sebagai baseline.

Sentimen ini lantas mampu mengangkat harga si emas hitam di akhir pekan lalu. Meski demikian, di awal pekan ini efek kebijakan OPEC cs mulai memudar. Ada sejumlah alasan yang menjadikan harga minyak belum mampu menguat seperti akhir pekan lalu.

Pertama, masih ada pelaku pasar yang menyangsikan jumlah pemangkasan sebesar 1,2 juta barel/hari akan mampu mengeliminasi total risiko pasokan yang membanjir.

"Jika diimplementasikan secara penuh, (pemangkasan 1,2 juta barel/hari) seharusnya cukup untuk mengurangi dengan skala besar, tapi tidak mengeliminasi, pasokan global yang diekspektasikan melambung pada semester pertama tahun depan," ucap Harry Tchilinguirian, analis minyak global dari BNP Paribas, seperti dikutip dari Reuters.

Adapun pemangkasan produksi yang lebih besar juga nampaknya sulit menjadi kenyataan. Pasalnya, kemungkinan besar hal itu akan mendapatkan tekanan dari Trump maupun Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Presiden Trump dan Presiden Putin menghalangi OPEC cs untuk memangkas lebih, yang mana sebenarnya dibutuhkan untuk memberikan landasan yang kuat untuk harga minyak," ujar Robert Mc Nally, presiden Rapidan Energy Group, dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, sebelumnya melalui media sosial Twitter, Trump memang meminta OPEC untuk menjaga harga minyak tetap rendah. Kemudian, Rusia juga sempat berberat hati untuk ikut dalam kesepakatan pemangkasan OPEC. Jika harus memangkas lebih jauh, Putin nampaknya tidak segan-segan menolak ide tersebut.

Kedua, permintaan minyak justru diproyeksikan akan menurun pada tahun depan. Bernstein menurunkan proyeksi harga minyak sebesar US$ 6/barel pada tahun depan. Alasannya, permintaan si emas hitam diramal turun ke angka 1,3 juta barel/hari pada 2019, lebih rendah dari perkiraan semula sebesar 1,5 juta barel/hari.

Ketiga, sinyal perlambatan ekonomi dunia yang semakin terasa. Pagi ini, pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal III-2018 direvisi turun menjadi -2,5% secara annualized, dari sebelumnya -1,2%. Padahal, Jepang adalah perekonomian terbesar ketiga sekaligus konsumen minyak terbesar no.4 di dunia.

Perlambatan ekonomi Negeri Sakura tentu akan menjadi indikasi bahwa permintaan minyak memang akan mengalami tekanan dalam beberapa waktu ke depan. Terlebih, AS-China juga masih belum mampu menemukan titik terang perihal perang dagang sejauh ini.

Ketiga sentimen di atas lantas mampu menahan kenaikan harga minyak pada hari ini. Sentimen kebijakan OPEC yang disambut meriah di akhir pekan lalu, kini terasa hambar.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)   

(RHG/gus) Next Article Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular