
Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi Sejak Juli, Ada Apa?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 December 2018 16:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas acuan global mencapai kenaikan tertinggi sejak bulan Juli, Jumat (7/11/2018). Penyebab kenaikan tidak lain dikarenakan dolar AS yang melemah akibat data pekerjaan AS yang baru dirilis di bawah ekspektasi pasar.
Harga emas di pasar spot naik 0,87% pada level US$ 1,249.87 per ounce, tertinggi sejak 13 Juli. Dengan kenaikan hampir 1,7% minggu ini.
Dolar indeks (DXY) melemah terhadap pembanding mata uang kuat dunia lainnya pada Jumat kemarin. Penciptaan lapangan kerja non-pertanian AS versi ADP diumumkan hanya tercipta 179.000 pada bulan November, jauh di bawah konsensus Reuters yang sebanyak 195.000.
Klaim tunjangan yang diajukan pengangguran warga AS sebenarnya turun, sebanyak 4.000 orang menjadi 231.000 orang. Namun demikian, jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan konsensus analis yang dihimpun Reuters yang meramalkan di angka 225.000 orang.
Publik AS pekan ini juga dikejutkan oleh kenaikan yield obligasi pemerintah AS bertenor tiga tahun yang melebihi yield lima tahun. Hal ini menggambarkan bahwa akan ada risiko yang lebih tinggi terhadap perekonomian AS dalam jangka pendek.
Karena itu pelaku pasar cenderung beralih kepada investasi emas, karena dianggap sebagai investasi yang aman selama ada ketidakpastian finansial, ekonomi dan geopolitik. Harga Emas telah pulih 7% dalam jangka 19-bulan terakhir.
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Harga emas di pasar spot naik 0,87% pada level US$ 1,249.87 per ounce, tertinggi sejak 13 Juli. Dengan kenaikan hampir 1,7% minggu ini.
Dolar indeks (DXY) melemah terhadap pembanding mata uang kuat dunia lainnya pada Jumat kemarin. Penciptaan lapangan kerja non-pertanian AS versi ADP diumumkan hanya tercipta 179.000 pada bulan November, jauh di bawah konsensus Reuters yang sebanyak 195.000.
![]() |
Klaim tunjangan yang diajukan pengangguran warga AS sebenarnya turun, sebanyak 4.000 orang menjadi 231.000 orang. Namun demikian, jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan konsensus analis yang dihimpun Reuters yang meramalkan di angka 225.000 orang.
Publik AS pekan ini juga dikejutkan oleh kenaikan yield obligasi pemerintah AS bertenor tiga tahun yang melebihi yield lima tahun. Hal ini menggambarkan bahwa akan ada risiko yang lebih tinggi terhadap perekonomian AS dalam jangka pendek.
Karena itu pelaku pasar cenderung beralih kepada investasi emas, karena dianggap sebagai investasi yang aman selama ada ketidakpastian finansial, ekonomi dan geopolitik. Harga Emas telah pulih 7% dalam jangka 19-bulan terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular