Tekanan Terhadap Rupiah Mengendur, IHSG ke Zona Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 December 2018 09:44
Tekanan Terhadap Rupiah Mengendur, IHSG ke Zona Hijau
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah 0,11%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan cepat membalikkan keadaan. Pada pukul 9:34 WIB, IHSG menguat sebesar 0,09% ke level 6.121,19.

Performa IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,12%, indeks Shanghai naik 0,23%, indeks Hang Seng naik 0,29%, indeks Strait Times naik 0,59%, dan indeks Kospi naik 0,29%.

Bursa saham Asia bersuka cita seiring dengan indikasi bahwa The Federal Reserve makin ragu-ragu dalam mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuannya. Wall Street Journal melaporkan bahwa The Fed sedang mempertimbangkan untuk memberikan sinyal wait-and-see terkait kenaikan suku bunga acuan pada pertemuannya bulan ini, seperti dikutip dari CNBC International.

Laporan tersebut menyebut bahwa The Fed tidak tahu apa langkah mereka selanjutnya setelah pertemuan bulan ini.

Lantas, hal ini semacam memberikan konfirmasi bahwa stance dari The Fed sudah mengarah ke hawkish. Sebelumnya, pernyataan yang mengindikasikan hal tersebut sempat dilontarkan oleh sang gubernur, Jerome Powell, serta wakilnya, Richard Clarida.

Apalagi, data-data ekonomi di AS juga mengonfirmasi bahwa tekanan sedang menerpa perekonomian AS. Dari sejumlah data ekonomi AS yang dirilis kemarin, nyaris semuanya meleset dari ekspektasi pasar.

Penciptaan lapangan kerja non-pertanian di AS versi ADP diumumkan hanya sebanyak 179.000 pada bulan November, jauh di bawah konsensus Reuters yang sebanyak 195.000. Jumlah itu juga jatuh dari capaian bulan sebelumnya sebesar 225.000.

Masih dari data tenaga kerja, jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran turun 4.000 orang menjadi 231.000 orang di sepanjang pekan lalu. Meski mencatat penurunan, tapi jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan konsensus Reuters yang meramalkan penurunan ke angka 225.000 orang.

Dari data lainnya, jumlah barang modal yang dipesan sektor industri di AS juga mengalami kontraksi 2,1% secara bulanan (month-to-month/MtM) pada Oktober, lebih besar dari kontraksi 1,9% yang diekspektasikan pasar. Angka itu juga melambat drastis dari capaian bulan September yang masih membukukan pertumbuhan 0,2%.

Belum diketatkan lebih lanjut saja, tekanan sudah menghampiri perekonomian AS. Untuk apa lagi melakukan normalisasi yang terlalu agresif? The Fed nampaknya mulai menyadari hal ini. Normalisasi yang tak kelewat agresif nampak menjadi opsi terbaik saat ini.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 6 Desember 2018, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun 2019 (dengan asumsi ada kenaikan pada bulan ini) hanya sebesar 4,3%, jauh di bawah posisi 1 bulan lalu yang berada di level 20,5%. The Fed yang nampak kian ragu-ragu membuat tekanan terhadap rupiah mengendur. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah tipis 0,03% di pasar spot ke level Rp 14.520/dolar AS. Capaian ini jauh membaik dibandingkan kemarin (6/12/2018) kala rupiah melemah hingga 0,87%.

Mengendurnya tekanan terhadap rupiah membuat investor memiliki optimisme untuk mengoleksi aset-aset berbasis rupiah.

Selain itu, rilis data cadangan devisa juga memberikan hawa positif bagi rupiah. Melansir Trading Economics, data cadangan devisa per akhir November 2018 akan diumumkan pada pukul 17:00 WIB.

Ada optimisme bahwa cadangan devisa Indonesia akan naik, seiring dengan pesatnya penguatan rupiah sepanjang bulan lalu. Sepanjang November, rupiah menguat hingga 5,92%.

Kencangnya aliran modal asing di pasar modal tanah air menjadi salah satu motor penguatan rupiah. Pada periode 29 Oktober-30 November, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 11,25 triliun di pasar saham Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular