
Ramai Profit Taking & Yen Menguat, Bursa Tokyo Anjlok
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 December 2018 15:30

Jakarta, CNCB Indonesia - Bursa saham Tokyo ditutup lebih rendah pada hari Selasa (4/12/2018), mengakhiri kenaikan tujuh hari berturut-turut, karena yen yang diperdagangkan lebih tinggi terhadap dolar membebani pasar dan banyak investor berusaha membukukan keuntungan.
Indeks acuan Nikkei 225 turun 2,39%, atau 538,71 poin, menjadi 22.036,05 sementara indeks Topix yang lebih luas merosot 2,36%, atau 39,85 poin, berakhir pada 1.649,20.
"Yen merayap lebih tinggi" terhadap dolar "di tengah risiko geopolitik yang termasuk protes kekerasan di Perancis," yang pada gilirannya membebani pasar saham, kata Hiroaki Hiwata, ahli strategi di Toyo Securities, kepada AFP.
"Suku bunga jangka panjang Amerika Serikat (AS) lebih rendah, itu juga merupakan faktor" untuk penguatan yen, tambahnya.
Dolar berada di 113,15 yen pada akhir perdagangan di Asia, turun dari 113,58 yang tercatat sebelumnya selama waktu perdagangan Tokyo dan ditransaksikan di 113,69 yen di New York.
Beberapa investor mengunci keuntungan setelah saham reli selama tujuh hari sementara kekhawatiran atas risiko lain termasuk perang dagang jangka panjang tetap ada, meskipun terjadi gencatan senjata antara presiden Donald Trump dan Xi Jinping selama akhir pekan, kata analis.
Saham Sharp anjlok 5,73% menjadi 1.627 yen setelah kelompok aktivis mengkritik perusahaan karena mengizinkan subkontraktornya untuk memotong sekitar 2.900 pekerja asing di sebuah pabrik di Jepang.
Saham eksportir blue-chip lainnya juga turun, di mana saham Sony ditutup terkoreksi 2,74% pada 5.954 yen dan saham Panasonic turun 2,02% menjadi 1.160 yen.
Perusahaan transportasi laut Mitsui O.S.K. Lines, yang diperdagangkan di wilayah positif sebelumnya setelah perusahaan pialang meningkatkan estimasi sahamnya, ditutup turun 3,09% pada 2.909 yen.
Saham Takeda Pharmaceutical naik tipis 0,82% menjadi 4.195 yen menjelang pertemuan pemegang saham luar biasa pada hari Rabu karena sekelompok investor pemberontak dilaporkan mencoba untuk menggagalkan kesepakatan dengan Shire.
(hps) Next Article Pertemuan AS-Korut Tak Ada Hasil, Bursa Tokyo Terkoreksi
Indeks acuan Nikkei 225 turun 2,39%, atau 538,71 poin, menjadi 22.036,05 sementara indeks Topix yang lebih luas merosot 2,36%, atau 39,85 poin, berakhir pada 1.649,20.
"Yen merayap lebih tinggi" terhadap dolar "di tengah risiko geopolitik yang termasuk protes kekerasan di Perancis," yang pada gilirannya membebani pasar saham, kata Hiroaki Hiwata, ahli strategi di Toyo Securities, kepada AFP.
Dolar berada di 113,15 yen pada akhir perdagangan di Asia, turun dari 113,58 yang tercatat sebelumnya selama waktu perdagangan Tokyo dan ditransaksikan di 113,69 yen di New York.
Beberapa investor mengunci keuntungan setelah saham reli selama tujuh hari sementara kekhawatiran atas risiko lain termasuk perang dagang jangka panjang tetap ada, meskipun terjadi gencatan senjata antara presiden Donald Trump dan Xi Jinping selama akhir pekan, kata analis.
Saham Sharp anjlok 5,73% menjadi 1.627 yen setelah kelompok aktivis mengkritik perusahaan karena mengizinkan subkontraktornya untuk memotong sekitar 2.900 pekerja asing di sebuah pabrik di Jepang.
Saham eksportir blue-chip lainnya juga turun, di mana saham Sony ditutup terkoreksi 2,74% pada 5.954 yen dan saham Panasonic turun 2,02% menjadi 1.160 yen.
Perusahaan transportasi laut Mitsui O.S.K. Lines, yang diperdagangkan di wilayah positif sebelumnya setelah perusahaan pialang meningkatkan estimasi sahamnya, ditutup turun 3,09% pada 2.909 yen.
Saham Takeda Pharmaceutical naik tipis 0,82% menjadi 4.195 yen menjelang pertemuan pemegang saham luar biasa pada hari Rabu karena sekelompok investor pemberontak dilaporkan mencoba untuk menggagalkan kesepakatan dengan Shire.
(hps) Next Article Pertemuan AS-Korut Tak Ada Hasil, Bursa Tokyo Terkoreksi
Most Popular