Jelang Akhir Tahun 36 Saham LQ-45 Terdiskon Besar, Tertarik?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
03 December 2018 15:05
Diskon harga yang sudah telalu dalam jadi salah satu pertimbangan untuk melakukan akumulasi pada saham-saham tersebut sebelum penutupan tahun lalu.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 36 saham emiten anggota indeks LQ-45 berpotensi menjadi sasaran aksi mempercantik portofolio di akhir tahun (window dressing). Diskon harga yang sudah telalu dalam jadi salah satu pertimbangan untuk melakukan akumulasi pada saham-saham tersebut sebelum penutupan tahun lalu. 

Harga ke-36 saham yang masuk ke dalam indeks saham paling likuid atau LQ 45 yang ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia masih di bawah harga penutupan 2017. 

Berdasarkan analisis Tim Riset CNBC Indonesia, dari ke-36 saham tesebut ada tujuh perusahaan yang terkoreksi lebih dari 30% dari harga penutupan tahun lalu. 

Ketujuh perusahaan tersebut adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Indika Energy Tbk (INDY). 

Saham lain adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang terkoreksi 45,9% dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang berselisih 52,5%. 

Di sisi lain, sebanyak sembilan saham yang sudah melebihi harga penutupan 2017 adalah PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). 

Perusahaam lain adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).   



Aksi window dressing biasanya dilakukan dengan memasukkan saham-saham ke dalam portofolio dan kemudian menaikkan harganya hingga batas waktu pergantian periode, dalam hal ini batas tahunan. 

Saham-saham yang masuk ke dalam Indeks LQ-45 biasanya dianggap saham bagus di pasar (blue chip) sehingga menjadi sasaran dari investor dari berbagai kalangan, baik institusi maupun ritel, sehingga memiliki probabilitas lebih tinggi diburu pelaku pasar dibandingkan saham lain. 

Selain itu, saham blue chip juga biasanya memiliki tren kenaikan tahunan yang meningkat dibandingkan dengan saham lain sehingga memiliki rekam jejak yang positif di dalam portofolio saham investor.    

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Ini Penampakan 5 Emiten yang Sahamnya Liar, Masuk Radar BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular