
Ketika Gubernur BI Beberkan Alasan Rupiah Bisa Sekuat Thanos!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
30 November 2018 13:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup perkasa. Bahkan di Asia, rupiah tercatat yang paling kuat lawan dolar AS layaknya Thanos yang (saat ini) mengalahkan Avengers.
"Rupiah stabil dan menguat. Hari ini kita pantau di sekitar Rp 14.300/US$ bahkan tadi di bawah Rp 14.300/US$. Penguatan rupiah ini tentu saja Alhamdulillah dari berbagai faktor," ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung BI, Jumat (30/11/2018).
Pertama, Perry mengungkapkan confidence alias keyakinan pasar terhadap ekonomi Indonesia. Kemudian, kebijakan BI dan pemerintah semakin kuat yang terbukti aliran modal masuk cukup deras.
"Dengan aliran modal masuk itu menambah supply dan perkuat nilai tukar rupiah. Yang confidence bukan hanya kebijakan dan ekonomi kita yang baik serta stabilitas yang terjaga," ungkap Perry.
Kedua, lanjut Perry faktor penguatan rupiah karena bekerjanya mekanisme pasar. Pasar berkembang sangat baik supply-demandnya.
"Transaksi tidak hanya spot tapi swap juga di pasar Domestik Non-Delivery Forward (DNDF)," papar Perry.
Sementara itu, perbankan juga aktif dalam mentransaksikan DNDF. Faktor lain menurut Perry, tentu saja menurunnya risiko di global dengan ada beberapa proses perundingan perdagangan antara AS dan China.
(dru/dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS
"Rupiah stabil dan menguat. Hari ini kita pantau di sekitar Rp 14.300/US$ bahkan tadi di bawah Rp 14.300/US$. Penguatan rupiah ini tentu saja Alhamdulillah dari berbagai faktor," ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung BI, Jumat (30/11/2018).
Pertama, Perry mengungkapkan confidence alias keyakinan pasar terhadap ekonomi Indonesia. Kemudian, kebijakan BI dan pemerintah semakin kuat yang terbukti aliran modal masuk cukup deras.
![]() |
"Dengan aliran modal masuk itu menambah supply dan perkuat nilai tukar rupiah. Yang confidence bukan hanya kebijakan dan ekonomi kita yang baik serta stabilitas yang terjaga," ungkap Perry.
"Transaksi tidak hanya spot tapi swap juga di pasar Domestik Non-Delivery Forward (DNDF)," papar Perry.
Sementara itu, perbankan juga aktif dalam mentransaksikan DNDF. Faktor lain menurut Perry, tentu saja menurunnya risiko di global dengan ada beberapa proses perundingan perdagangan antara AS dan China.
(dru/dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS
Most Popular