
Rupiah Trengginas Lagi, Jadi Terbaik Kedua Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 November 2018 10:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat di kurs acuan. Penguatan rupiah sudah berlangsung selama 2 hari beruntun.
Pada Jumat (30/11/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.339. Rupiah menguat 0,48% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Di kurs acuan, rupiah menyentuh posisi terkuat sejak 10 Juli.
Kemarin, rupiah menguat 0,87% sehingga apresiasi sudah terjadi selama 2 hari. Dalam sebulan terakhir, rupiah terapresiasi hingga 5,89%. Namun sejak awal tahun, rupiah masih tekor 5,88% terhadap dolar AS di kurs acuan.
Di pasar spot, rupiah juga garang. Pada pukul 10:14 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.270. Rupiah menguat 0,76% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,56%. Selepas itu penguatan rupiah sempat terkikis sampai ke kisaran 0,2%.
Namun itu tidak berlangsung lama karena rupiah kembali digdaya di hadapan dolar AS. Rupiah pun mencapai posisi terkuatnya sejak 27 Juni.
Penguatan 0,76% membawa rupiah duduk di posisi runner-up di antara mata uang utama Asia. Rupee India belum tergoyahkan di posisi puncak.
Namun dengan catatan, pasar keuangan Negeri Bollywood belum dibuka sehingga penguatan rupee masih mencerminkan posisi kemarin. Oleh karena itu, sebenarnya rupiah bisa dibilang menjadi mata uang terkuat di Asia di antara mata uang yang sudah diperdagangkan.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:15 WIB:
Greenback memang masih bergerak fluktuatif penuh kegalauan. Pasalnya, rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi November 2018 memberi gambaran yang mixed.
Di satu sisi, ada hal yang mendukung penguatan dolar AS yaitu The Fed masih dalam siklus menaikkan suku bunga acuan. Bahkan kenaikan berikutnya bisa saja terjadi dalam waktu dekat.
"Hampir semua peserta rapat menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga acuan secara gradual adalah kebijakan yang konsisten dengan tujuan mencapai pasar tenaga kerja yang maksimal dan kestabilan harga. Konsisten dengan pandangan bahwa kenaikan suku bunga secara bertahap adalah kebijakan yang masih layak ditempuh, hampir seluruh peserta rapat menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan sepertinya akan dilakukan dalam waktu dekat, jika data ketenagakerjaan dan inflasi senada atau lebih kuat dari ekspektasi," papar notulensi tersebut.
Namun di sisi lain, The Fed juga mulai melunak dengan menyebut ada risiko perlambatan ekonomi yang dialami oleh sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga. Jerome 'Jay' Powell cs juga menegaskan perlu ada perubahan cara penyampaian dengan lebih mengedepankan kata-kata data dependent.
"Para peserta menyiratkan bahwa sepertinya dalam rapat-rapat ke depan perlu ada perubahan bahasa penyampaian, di mana ada kalimat yang menyatakan pentingnya evaluasi terhadap berbagai data dalam menentukan arah kebijakan. Perubahan ini akan membantu memandu Komite dalam situasi perekonomian yang dinamis," tulis notulensi tersebut.
Tarik-ulur dua hal ini menyebabkan dolar AS fluktuatif, melemah dan menguat dalam tempo cepat. Situasi dolar AS yang tidak pasti ini membuat rupiah semakin mantap menguat dan menjadi yang terbaik kedua di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Jumat (30/11/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.339. Rupiah menguat 0,48% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Di kurs acuan, rupiah menyentuh posisi terkuat sejak 10 Juli.
Kemarin, rupiah menguat 0,87% sehingga apresiasi sudah terjadi selama 2 hari. Dalam sebulan terakhir, rupiah terapresiasi hingga 5,89%. Namun sejak awal tahun, rupiah masih tekor 5,88% terhadap dolar AS di kurs acuan.
Di pasar spot, rupiah juga garang. Pada pukul 10:14 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.270. Rupiah menguat 0,76% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,56%. Selepas itu penguatan rupiah sempat terkikis sampai ke kisaran 0,2%.
Namun itu tidak berlangsung lama karena rupiah kembali digdaya di hadapan dolar AS. Rupiah pun mencapai posisi terkuatnya sejak 27 Juni.
Penguatan 0,76% membawa rupiah duduk di posisi runner-up di antara mata uang utama Asia. Rupee India belum tergoyahkan di posisi puncak.
Namun dengan catatan, pasar keuangan Negeri Bollywood belum dibuka sehingga penguatan rupee masih mencerminkan posisi kemarin. Oleh karena itu, sebenarnya rupiah bisa dibilang menjadi mata uang terkuat di Asia di antara mata uang yang sudah diperdagangkan.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:15 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Dolar AS yang sempat menemukan bentuk permainan terbaiknya kini kembali mengendur. Dollar Index, yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, melemah 0,06% pada pukul 10:17 WIB. Greenback memang masih bergerak fluktuatif penuh kegalauan. Pasalnya, rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi November 2018 memberi gambaran yang mixed.
Di satu sisi, ada hal yang mendukung penguatan dolar AS yaitu The Fed masih dalam siklus menaikkan suku bunga acuan. Bahkan kenaikan berikutnya bisa saja terjadi dalam waktu dekat.
"Hampir semua peserta rapat menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga acuan secara gradual adalah kebijakan yang konsisten dengan tujuan mencapai pasar tenaga kerja yang maksimal dan kestabilan harga. Konsisten dengan pandangan bahwa kenaikan suku bunga secara bertahap adalah kebijakan yang masih layak ditempuh, hampir seluruh peserta rapat menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan sepertinya akan dilakukan dalam waktu dekat, jika data ketenagakerjaan dan inflasi senada atau lebih kuat dari ekspektasi," papar notulensi tersebut.
Namun di sisi lain, The Fed juga mulai melunak dengan menyebut ada risiko perlambatan ekonomi yang dialami oleh sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga. Jerome 'Jay' Powell cs juga menegaskan perlu ada perubahan cara penyampaian dengan lebih mengedepankan kata-kata data dependent.
"Para peserta menyiratkan bahwa sepertinya dalam rapat-rapat ke depan perlu ada perubahan bahasa penyampaian, di mana ada kalimat yang menyatakan pentingnya evaluasi terhadap berbagai data dalam menentukan arah kebijakan. Perubahan ini akan membantu memandu Komite dalam situasi perekonomian yang dinamis," tulis notulensi tersebut.
Tarik-ulur dua hal ini menyebabkan dolar AS fluktuatif, melemah dan menguat dalam tempo cepat. Situasi dolar AS yang tidak pasti ini membuat rupiah semakin mantap menguat dan menjadi yang terbaik kedua di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular