Analisis Teknikal

Setelah Tembus 6.100, Mampukah IHSG Kembali Menguat?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
30 November 2018 08:31
Potensi penguatan berdasarakan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kamis (29/11/2018) mampu mengakhiri perdagangan dengan cemerlang, dengan menguat 1,93% ke level 6.107.

Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali bergerak menguat terbatas, adapun rentang pergerakannya antara 6.107 hingga 6.176
Potensi penguatan berdasarakan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.

Dari perkembangan ekonomi 
global, tiga indeks utama wallstreet Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi meski tipis. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,11%, S&P 500 turun 0,22%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,25%.

Pelaku pasar AS menyikapi secara negatif atas hasil notulensi rapat (minutes of meeting) the Fed episode November 2018. Dalam rapat tersebut, mayoritas pengambil kebijakan di bank sentral AS sepakat akan kenaikan suku bunga berikutnya pada 19 Desember akhir tahun ini.

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) adalah 82,7%. Naik dibandingkan posisi sepekan sebelumnya yaitu 75,8%.

Selanjutnya ada sentimen positif dari pertemuan G-20 yang berlangsung hari ini dan esok. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyatakan ada kemungkinan Washington dan Beijing akan mencapai kesepakatan yang signifikan dalam pertemuan Donald Trump dengan Xi Jinping di sela-sela KTT G20.

Presiden Xi menyatakan bahwa China siap untuk lebih membuka diri terhadap perekonomian global, sesuatu yang selama ini menjadi tuntutan Trump.

"China akan terus berupaya untuk membuka diri, bahkan lebih dari apa yang dilakukan sekarang. China akan membuka akses kepada pasar, investasi, dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual," tegas Xi di depan parlemen Negeri Tirai Bambu, dikutip dari Reuters.

Dari dalam negeri, IHSG melaju kencang disertai volume transaksi sangat besar hanya dalam satu hari perdagangan, nilainya mencapai Rp 13,2 triliun. Investor asing pun menatap bursa lokal dengan sangat antusias, dengan mencatatkan net buy Rp 690 miliar.

Tanda-tanda kenaikan IHSG sebenarnya sudah terlihat ketika mengawali perdagangan dengan menguat 0,66%, karena dipengaruhi sentimen positif dari the Fed yang tidak terlalu hawkish.
Hal ini memberi angin segar bagi mata uang diseluruh dunia, Hingga pukul 16:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.380. Rupiah menguat 1% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.
Sumber: Revinitif

Rentang pergerakan antara 5.700 - 6.100 sepanjang tahun ini kembali di tembus, volume yang tinggi menandakan bahwa kenaikan IHSG disertai dengan keyakinan pasar akan prospek yang cerah.

Grafik yang terbentuk pada perdagangan kemarin memberikan sinyal akan penguatan hari ini, yaitu pola white marubozu.

Secara teknikal, level 6.200 akan menjadi penghalang (resistance) kenaikan IHSG sepanjang perdagangan hari ini.

Tim Riset memandang IHSG akan bergerak dengan kecenderungan menguat terbatas, dikarenakan adanya sentimen positif dari bursa global, ditambah pergerakan tren pergerakan jangka pendeknya yang masih dalam mode menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular