
Penguatan Rupiah Fantastis! BI Terus Berikan Ruang
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
29 November 2018 09:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menguat bahkan sampai 09.40 WIB hari ini Kamis (29/11/2018) telah berhasil menyentuh level Rp 14.385/US$. Rupiah menguat nyaris 1% atau tepatnya 0,96% dari penutupan hari sebelumnya di Rp 14.5252/US$.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan akan terus memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat.
"BI akan terus memberikan ruang bagi rupiah untuk terus menguat sesuai mekanisme pasar," jelas Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah kepada CNBC Indonesia.
Nanang mengakui penguatan rupiah terjadi setelah pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell yang menyampaikan statement 'dovish'.
"DXY Index atau Indeks Dolar melemah tajam in free fall merespons statement Powel yang dovish," kata Nanang.
Powell menyebut bahwa suku bunga acuan sudah sangat dekat dengan posisi netral, yaitu tidak mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mengeremnya. Komentar ini jauh berubah dibandingkan pada awal Oktober, di mana Powell mengatakan suku bunga acuan masih jauh dari netral.
"Suku bunga acuan masih rendah berdasarkan standar historis, dan berada sedikit di bawah rentang estimasi yang netral," ucap Powell, mengutip Reuters.
Pelaku pasar membaca Powell mulai sedikit dovish. Artinya, bukan tidak mungkin The Fed mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan karena dirasa sudah hampir cukup.
Sikap agak dovish ini juga ditunjukkan dari pernyataan bahwa The Fed akan sangat memperhatikan data, bahkan saat ekonomi tumbuh dengan solid serta angka inflasi dan pengangguran sudah membaik.
"Kita semua tahu bahwa situasi bisa berbeda dari proyeksi. Kenaikan suku bunga secara bertahap bertujuan untuk menyeimbangkan risiko," lanjut Powell.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan akan terus memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat.
"BI akan terus memberikan ruang bagi rupiah untuk terus menguat sesuai mekanisme pasar," jelas Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah kepada CNBC Indonesia.
"DXY Index atau Indeks Dolar melemah tajam in free fall merespons statement Powel yang dovish," kata Nanang.
Powell menyebut bahwa suku bunga acuan sudah sangat dekat dengan posisi netral, yaitu tidak mendukung pertumbuhan ekonomi maupun mengeremnya. Komentar ini jauh berubah dibandingkan pada awal Oktober, di mana Powell mengatakan suku bunga acuan masih jauh dari netral.
"Suku bunga acuan masih rendah berdasarkan standar historis, dan berada sedikit di bawah rentang estimasi yang netral," ucap Powell, mengutip Reuters.
Pelaku pasar membaca Powell mulai sedikit dovish. Artinya, bukan tidak mungkin The Fed mengurangi kadar kenaikan suku bunga acuan karena dirasa sudah hampir cukup.
Sikap agak dovish ini juga ditunjukkan dari pernyataan bahwa The Fed akan sangat memperhatikan data, bahkan saat ekonomi tumbuh dengan solid serta angka inflasi dan pengangguran sudah membaik.
"Kita semua tahu bahwa situasi bisa berbeda dari proyeksi. Kenaikan suku bunga secara bertahap bertujuan untuk menyeimbangkan risiko," lanjut Powell.
Pernyataan Powell datang setelah Presiden Trump 'menyempot' kebijakan The Fed. Bahkan Trump menegaskan tidak sedikit pun senang dengan Powell dan kebijakannya yang terlalu cepat menaikkan suku bunga acuan.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular