
Sesi I Ditutup Koreksi 0,17%, IHSG Merah Sendiri di Asia
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
28 November 2018 13:01

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sementara berakhir dengan pelemahan 0,17% ke level 6.002, pada perdagangan sesi I, Rabu (28/11/2018).
Nilai transaksi mencapai Rp 3,9 triliun, dengan saham paling ramai ditransaksikan antara lain: TLKM (Rp 243 miliar/m), POOL (Rp 232 miliar), BBCA (Rp 200 miliar), BBRI (Rp 184 miliar) dan UNTR (Rp 159 miliar).
Indeks saham gabungan mengawali perdagangan dengan menguat 0,23%. Namun demikian, IHSG mulai berbalik ke teritori negatif karena aksi ambil untung pelaku pasar melihat ketidakpastian ekonomi global.
Padahal bursa saham Asia siang ini mayoritas menguat. Nikkei 225 naik 1,09%, Hang Seng naik 0,89%, Shanghai Composite naik 0,71%, dan Straits Times naik 0,15%
Bursa Amerika Serikat (AS) merespons positif pertemuan Trump-Xi Jinping akhir pekan ini. Dimana dini hari tadi, Dow Jones naik 0,44%, S&P 500 bertambah 0,33% dan Nasdaq naik tipis 0,01%.
Sejalan dengan bursa utama wallstreet yang menghijau, bursa utama Asia juga menguat. Hingga berita ini dimuat, Nikkei lompat 1,1%, Shanghai terangkat 0,8%, Kospi terangkat 0,28% dan Hang seng naik 0,85%.
Investor asing sebenarnya juga masih percaya dengan pergerakan bursa lokal. Asing melanjutkan reli pembelian (net buy) senilai Rp 2 miliar di semua pasar.
Saham paling banyak diborong asing antara lain: BBRI (Rp 66 miliar), BBCA (Rp 54 m), TKIM (Rp 38 m), HMSP (Rp 20 m). Pembelian asing pada saham blue chip tersebut mempengaruhi pergerakan bursa untuk menahan kejatuhan IHSG lebih dalam.
Lalu, kemana IHSG pada sesi dua akan bergerak? TimRiset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Berdasarkan analisis secara teknikal, pada sesi II kami memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, rentang pergerakannya kami perkirakan antara 5.892 hingga 6.058.
Meskipun pola grafik yang tergambar adalah bearish harami, yang mencerminkan penurunan, namunkekuatannya kurang terlalu kuat. Level 6.000 sedikit sulit untuk ditembus kebawah.
Berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga, indeks masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), artinya indeks masih dalam tren kecenderungan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Nilai transaksi mencapai Rp 3,9 triliun, dengan saham paling ramai ditransaksikan antara lain: TLKM (Rp 243 miliar/m), POOL (Rp 232 miliar), BBCA (Rp 200 miliar), BBRI (Rp 184 miliar) dan UNTR (Rp 159 miliar).
Indeks saham gabungan mengawali perdagangan dengan menguat 0,23%. Namun demikian, IHSG mulai berbalik ke teritori negatif karena aksi ambil untung pelaku pasar melihat ketidakpastian ekonomi global.
Bursa Amerika Serikat (AS) merespons positif pertemuan Trump-Xi Jinping akhir pekan ini. Dimana dini hari tadi, Dow Jones naik 0,44%, S&P 500 bertambah 0,33% dan Nasdaq naik tipis 0,01%.
Sejalan dengan bursa utama wallstreet yang menghijau, bursa utama Asia juga menguat. Hingga berita ini dimuat, Nikkei lompat 1,1%, Shanghai terangkat 0,8%, Kospi terangkat 0,28% dan Hang seng naik 0,85%.
Investor asing sebenarnya juga masih percaya dengan pergerakan bursa lokal. Asing melanjutkan reli pembelian (net buy) senilai Rp 2 miliar di semua pasar.
Saham paling banyak diborong asing antara lain: BBRI (Rp 66 miliar), BBCA (Rp 54 m), TKIM (Rp 38 m), HMSP (Rp 20 m). Pembelian asing pada saham blue chip tersebut mempengaruhi pergerakan bursa untuk menahan kejatuhan IHSG lebih dalam.
Lalu, kemana IHSG pada sesi dua akan bergerak? TimRiset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Berdasarkan analisis secara teknikal, pada sesi II kami memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, rentang pergerakannya kami perkirakan antara 5.892 hingga 6.058.
Meskipun pola grafik yang tergambar adalah bearish harami, yang mencerminkan penurunan, namunkekuatannya kurang terlalu kuat. Level 6.000 sedikit sulit untuk ditembus kebawah.
Berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga, indeks masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), artinya indeks masih dalam tren kecenderungan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular