
Analisis Teknikal
Wall Street Koreksi, Bisakah IHSG Bertahan di Atas 6.000?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
26 November 2018 08:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah pada rentang pergerakan 5.928 hingga 6.020 pada perdagangan hari ini.
Potensi penguatan berdasarakan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal, dimana Wall Street akhir pekan lalu hanya dibuka setengah hari karena AS memperingati Thanksgiving.
Perekonomian global yang kurang kondusif akibat risiko perang dagang, membuat Wall Street tertekan. Para pelaku pasar melakukan aksi jual (sell off) terutama di saham-saham berbasis teknologi.
DJIA melemah 0,73%, S&P 500 terkoreksi 0,65%, dan Nasdaq berkurang 0,48%. Pelemahan tersebut berpotensi merembet ke benua Asia, bahkan bisa jadi ke Indonesia.
Anjloknya harga minyak juga menimbulkan persepsi lain yaitu semakin perlambatan ekonomi yang semakin terkonfirmasi. AS yang saat ini menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat dalam beberapa waktu ke depan.
Namun demikian, ada kabar gembira dari Eropa di mana Uni Eropa akhirnya menyepakati draf perjanjian Brexit. Dalam sidang (25/11/2018) waktu setempat.
Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu mengakhiri perdagangan dengan penguatan 0,25% ke level 6.006. Menguatnya saham-saham sektor konsumer menjadi pendorong utama IHSG melewati level psikologis.
Perjalanan IHSG hingga ditutup menguat sebenarnya tidak teramat mulus. Mengawali perdagangan dengan penguatan 0,12%, indeks cenderung melemah dan sesi I berakhir dengan pelemahan 0,06%.
Indeks bursa saham acuan nasional baru terangkat ketika masuk pukul 15:33 WIB. Menguatnya saham-saham berkapitalisasi besar di sektor konsumer dan industri dasar menjadi pendorong utama kenaikan indeks hari ini.
Indeks sektor konsumer menyumbang 15 poin penguatan IHSG, disusul sektor industri dasar sebanyak 9 poin.
Aksi beli yang dilancarkan pelaku pasar pada sektor konsumer dilatarbelakangi oleh harga saham-sahamnya yang cenderung tertinggal kinerjanya. Jika dilihat dari awal tahun, sektor konsumer masih minus 16,36%.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.
Secara teknikal, grafik yang terbentuk berpola hanging man, pola tersebut mengindikasikan adanya potensi koreksi pada perdagangan hari ini. Bentuk grafik yang tidak terlalu panjang pada penutupan kemarin menggambarkan perdagangan berlangsung sempit.
Posisi IHSG yang bergerak di atas garis rerata harga selama lima hari (moving average/MA5) menggambarkan bahwa iHSG masih bertenaga.
Karena itu, pada perdagangan kemarin kembali di tutup di atas level 6.000. Namun demikian, level tersebut merupakan level penghalang kenaikan lebih lanjut (resistan).
Beberapa kali IHSG terlihat kesulitan menembus level psikologis tersebut. Potensi ambil untung (profit taking) oleh pelaku pasar dapat kembali muncul.
Tim Riset memandang sentimen negatif dari bursa global, pergerakan IHSG secara teknikal yang menunjukan potensi koreksi, membuat IHSG kan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Potensi penguatan berdasarakan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal, dimana Wall Street akhir pekan lalu hanya dibuka setengah hari karena AS memperingati Thanksgiving.
Perekonomian global yang kurang kondusif akibat risiko perang dagang, membuat Wall Street tertekan. Para pelaku pasar melakukan aksi jual (sell off) terutama di saham-saham berbasis teknologi.
Anjloknya harga minyak juga menimbulkan persepsi lain yaitu semakin perlambatan ekonomi yang semakin terkonfirmasi. AS yang saat ini menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat dalam beberapa waktu ke depan.
Namun demikian, ada kabar gembira dari Eropa di mana Uni Eropa akhirnya menyepakati draf perjanjian Brexit. Dalam sidang (25/11/2018) waktu setempat.
Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu mengakhiri perdagangan dengan penguatan 0,25% ke level 6.006. Menguatnya saham-saham sektor konsumer menjadi pendorong utama IHSG melewati level psikologis.
Perjalanan IHSG hingga ditutup menguat sebenarnya tidak teramat mulus. Mengawali perdagangan dengan penguatan 0,12%, indeks cenderung melemah dan sesi I berakhir dengan pelemahan 0,06%.
Indeks bursa saham acuan nasional baru terangkat ketika masuk pukul 15:33 WIB. Menguatnya saham-saham berkapitalisasi besar di sektor konsumer dan industri dasar menjadi pendorong utama kenaikan indeks hari ini.
Indeks sektor konsumer menyumbang 15 poin penguatan IHSG, disusul sektor industri dasar sebanyak 9 poin.
Aksi beli yang dilancarkan pelaku pasar pada sektor konsumer dilatarbelakangi oleh harga saham-sahamnya yang cenderung tertinggal kinerjanya. Jika dilihat dari awal tahun, sektor konsumer masih minus 16,36%.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.
![]() |
Posisi IHSG yang bergerak di atas garis rerata harga selama lima hari (moving average/MA5) menggambarkan bahwa iHSG masih bertenaga.
Karena itu, pada perdagangan kemarin kembali di tutup di atas level 6.000. Namun demikian, level tersebut merupakan level penghalang kenaikan lebih lanjut (resistan).
Beberapa kali IHSG terlihat kesulitan menembus level psikologis tersebut. Potensi ambil untung (profit taking) oleh pelaku pasar dapat kembali muncul.
Tim Riset memandang sentimen negatif dari bursa global, pergerakan IHSG secara teknikal yang menunjukan potensi koreksi, membuat IHSG kan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular