Harga Minyak Anjlok, Wall Street Kembali Merana
24 November 2018 06:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kembali koreksi pada penutupan perdagangan Jumat (23/11/2018). Wall Street terbebani penurunan sektor teknologi dan sektor pertambangan karena anjloknya harga minyak dunia.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,73% (178,74 poin) ke level 24.285,95. S&P 500 kehilangan 17,37 poin (0,66%) menjadi 2.632,56. Nasdaq Composite koreksi 0,48% (33,27 poin) jadi 6.938,98.
Perdagangan Jumat hanya dibuka satu sesi saja karena perayaan Thanksgiving.Dalam sepekan ini ketiga indeks bursa Amerika Serikat telah turun lebih dari 3%. Down Jones dan Nasdaq mencatatkan penurunan terbesar sejak Maret 2018.
Harga saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan induk usaha Google, Alphabet atau yang populer disebut FAANG turun lebih dari 5,7% sejak penutupan perdagangan, Rabu (21/11/2018).
Saham Apple yang sudah turun lebih dari 25% sejak harganya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada awal tahun ini, anjlok 2.5% setelah Wall StreetJournal melaporkan rencana perusahaan menurunkan harga iPhone XR karena penjualan yang kurang bagus di Jepang.
"Saham teknologi kembali tertekan tetapi penyebab koreksi saham kali ini karena kolapsnya harga minyak," ujar Peter Cardillo, chief economist Spartan Capital Securities seperti dikutip dari CNBC International, Sabtu (24/11/2018). "Harga minyak yang terlalu rendah merupakan tanda yang tidak baik bagi perekonomian."
Pada penutupan perdagangan Jumat, saham sektor energi yang tercatat di indeks S&P 500 anjlok 3,1% di mana saham Concho Resources, EOG Resources dan Devon Energy anjlok paling dalam.
Penurunan harga minyak terjadi bersamaan dengan munculnya kekhawatiran perang dagang Amerika Serikat dan China akan membuat pertumbuhan ekonomi dunia menurun. Kedua negara saling berbalas menaikkan bea masuk impor produk.
Presiden Donald Trump dan Xi Jinping akan bertemu di sela pertemuan G20 di Argentina pada akhir bulan ini. Sejumlah ekonom berharap pertemuan ini akan memberikan hasil dan solusi signifikan pada perang dagang yang terjadi.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,73% (178,74 poin) ke level 24.285,95. S&P 500 kehilangan 17,37 poin (0,66%) menjadi 2.632,56. Nasdaq Composite koreksi 0,48% (33,27 poin) jadi 6.938,98.
Harga saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan induk usaha Google, Alphabet atau yang populer disebut FAANG turun lebih dari 5,7% sejak penutupan perdagangan, Rabu (21/11/2018).
Saham Apple yang sudah turun lebih dari 25% sejak harganya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada awal tahun ini, anjlok 2.5% setelah Wall StreetJournal melaporkan rencana perusahaan menurunkan harga iPhone XR karena penjualan yang kurang bagus di Jepang.
"Saham teknologi kembali tertekan tetapi penyebab koreksi saham kali ini karena kolapsnya harga minyak," ujar Peter Cardillo, chief economist Spartan Capital Securities seperti dikutip dari CNBC International, Sabtu (24/11/2018). "Harga minyak yang terlalu rendah merupakan tanda yang tidak baik bagi perekonomian."
Pada penutupan perdagangan Jumat, saham sektor energi yang tercatat di indeks S&P 500 anjlok 3,1% di mana saham Concho Resources, EOG Resources dan Devon Energy anjlok paling dalam.
Penurunan harga minyak terjadi bersamaan dengan munculnya kekhawatiran perang dagang Amerika Serikat dan China akan membuat pertumbuhan ekonomi dunia menurun. Kedua negara saling berbalas menaikkan bea masuk impor produk.
Presiden Donald Trump dan Xi Jinping akan bertemu di sela pertemuan G20 di Argentina pada akhir bulan ini. Sejumlah ekonom berharap pertemuan ini akan memberikan hasil dan solusi signifikan pada perang dagang yang terjadi.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Grenggg! Wall Street Melesat Sambut 2020
(roy/roy)