Sentimen Global Cenderung Flat, Pasar Obligasi Menguat

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
22 November 2018 11:45
Kenaikan harga surat berharga negara (SBN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat tipis pada awal perdagangan siang ini di tengah status quo sentimen ekonomi global yang berdampak pada pasar keuangan domestik. 

Kenaikan harga surat berharga negara (SBN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SBN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah seri FR0075 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 3 basis poin (bps) menjadi 8,41%.

Besaran 100 bps setara dengan 1%.
 

Seri acuan lain yaitu tenor 10 tahun dan 15 tahun menguat dengan penurunan yield 1,3 bps dan 1,4 bps menjadi 8% dan 8,31%. 

Seri acuan pendek yaitu 5 tahun masih terkoreksi dan membuat yield-nya naik 1,7 bps menjadi 8,01%. 

Kondisi itu membuat adanya kurva yield yang terbalik (inverted yield curve) antara yield seri 5 tahun dan 10 tahun.  

Inverted yield curve menunjukkan adanya minat investor yang lebih besar terhadap tenor lebih panjang dibanding yang lebih pendek, dan menjadi indikator adanya tekanan ekonomi. 

Penguatan tersebut terjadi di tengah stagnansi dari isi perdang dagang dan Brexit, serta semakin melunaknya pemerintahan Italia terhadap Uni Eropa terkait pembahasan APBN-nya.
 

Yield Obligasi Negara Acuan 22 Nov 2018
SeriBenchmarkYield 21 Nov 2018 (%) Yield 22 Nov 2018 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 21 Nov'18
FR0063 5 tahun7.9988.0151.707.913
FR0064 10 tahun8.0188.005-1.307.957
FR0065 15 tahun8.3268.312-1.408.269
FR0075 20 tahun8.4538.414-3.908.393
Avg movement-1.23
Sumber: Refinitiv 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 494 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun berada pada 3,06%, stagnan dari dari posisi kemarin 3,06%. 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 885,65 triliun SBN, atau 37,41% dari total beredar Rp 2.367 triliun berdasarkan data per 19 Oktober.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 21,33 triliun dibanding posisi akhir Oktober Rp 864,32 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 36,93% pada periode yang sama. 

Porsi investor asing tersebut juga merupakan titik balik tertinggi sejak 3 September, yang menunjukkan sudah kembalinya minat investor asing pada instrumen utang pemerintah ini. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,55% menjadi 5.980 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,1% menjadi Rp 14.585 di hadapan tiap dolar AS. 

Penguatan dolar AS seiring seiring dengan turunnya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang melemah 0,06% menjadi 96,65. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi di Rusia dan Singapura, sedangkan koreksi terjadi di China.

Penguatan tersebut mengindikasikan status quo sentimen dari global membuat pelaku pasar berani masuk ke pasar obligasi pemerintah negara berkembang.
 

Pasar surat utang negara berkembang lain yaitu Malaysia, Filipina, Brasil, dan India masih stagnan.

 Yield Obligasi 10 Tahun Negara Berkembang dan Negara Maju
NegaraYield 21 Nov 2018 (%) Yield 22 Nov 2018 (%)Selisih (basis poin)
Brasil10.09010.090.00
China3.3963.4131.70
Jerman0.3730.37-0.30
Perancis0.7640.763-0.10
Inggris 1.3961.389-0.70
India7.7927.7920.00
Italia3.4843.4941.00
Jepang0.0950.094-0.10
Malaysia4.1674.1670.00
Filipina7.2967.2960.00
Rusia8.7008.69-1.00
Singapura2.4522.442-1.00
Turki16.6516.650.00
Amerika Serikat3.0653.0650.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular