Fundamental Membaik, Rupiah Dipilih Ketimbang Dolar Singapura

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 November 2018 09:33
Prospek fundamental yang membaik membuat rupiah lebih dipilih ketimbang dolar Singapura.
Ilustrasi Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia  - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura bergerak menguat pagi ini. Prospek fundamental yang membaik membuat rupiah lebih dipilih ketimbang dolar Singapura. 

Pada Kamis (22/11/2018) pukul 09:07 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 10.620,95 di perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kemarin, rupiah melemah 0,24% di hadapan mata uang Negeri Singa. Pelemahan tersebut memutus rantai 5 hari penguatan berturut-turut. 

 

Arus modal memang sedang memihak rupiah. Terlihat dari posisi rupiah dan dolar Singapura di hadapan dolar AS. Pada pukul 09:10 WIB, rupiah menguat 0,07% terhadap greenback sementara dolar Singapura malah melemah 0,09%. 

Rupiah yang di atas angin sepertinya didukung oleh harga minyak dunia. Pada pukul 09:12 WIB, harga minyak jenis brent melemah 0,43% dan light sweet turun 0,4%. Padahal sampai dini hari tadi harga si emas hitam masih naik di kisaran 1%. 

Harga minyak memang masih rentan terkoreksi karena persepsi melimpahnya pasokan. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan terjadi kelebihan pasokan sekitar 1,4 juta barel/hari pada 2019.  

Sementara pertumbuhan ekonomi dunia justru melambat. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 3,7% pada 2019, direvisi dari proyeksi sebelumnya yaitu 3,9%. 

Kelebihan pasokan ditambah dengan perlambatan ekonomi tentu membuat harga minyak semakin tertekan. Outlook harga minyak pun suram. 

US Energy Information Adminstration (EIA) memperkirakan rata-rata harga minyak jenis brent pada 2019 adalah US$ 72/barel dan light sweet di US$ 65/barel. Tahun ini, rata-rata harga brent sejak 1 Januari adalah US$ 73,22/barel sementara light sweet di US$ 66,63/barel.



Penurunan harga minyak adalah berkah bagi Indonesia. Tidak perlu banyak valas untuk mengimpor migas, sehingga mengurangi beban neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account).  

Artinya fundamental rupiah akan lebih kuat sehingga mata uang Tanah Air menjadi stabil. Investor pun memberikan apresiasi dengan mulai mengoleksi rupiah. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Setelah Menang 5 Hari, Rupiah Seri Lawan Dolar Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular