
Rupiah Berpeluang Sentuh Titik Terkuat Sejak Agustus 2018
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 November 2018 10:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih melanjutkan tren penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Potensi rupiah menguat selama 5 hari beruntun, pun terbuka lebar.
Pada pukul 09:00 WIB, Senin (19/11/2018), US$ 1 sama dengan Rp 14.560. Mata uang Garuda menguat 0,33% dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kalangan analis saat berbincang dengan CNBC Indonesia memproyeksikan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan terus menguat sepanjang pekan.
"Arahnya sudah ke 14.400/US$. Range pekan ini kira-kira Rp 14.400/US$ - Rp 14.700/US$," kata Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual.
Jika rupiah betul-betul menyentuh level Rp 14.400/US$ pada pekan ini, maka rupiah menyentuh titik terkuatnya sejak 10 Agustus 2018.
Penguatan rupiah tak lepas dari berita positif dari perekonomian global, seperti pernyataan Gedung Putih yang semakin mencapai kata sepakat dalam perundingan perang dagang dengan China.
"Selain itu, Fed mengindikasikan akan ada perlambatan ekonomi global yang bisa saja membuat kenaikan Fed Fund Rate lebih lambat, dan negosiasi Brexit," jelasnya.
Hal senada turut dikemukakan oleh Kepala Ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, yang menganggap penguatan rupiah juga didorong dari faktor internal.
"Fakta bahwa Bank Indonesia menaikkan bunga lebih dahulu dari bank sentral lainnya bisa menjadi jangkar untuk kestabilan ke depan, minimal minggu ini," jelas Satria.
"Saya memprediksi masuknya dana asing ke pasar saham dan obligasi yang deras dalam beberapa hari ini, dan ke depan akan dimanfaatkan BI untuk memupuk cadangan devisa," kata Satria.
Berikut proyeksi para analis mengenai pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang pekan ini:
(wed/wed) Next Article Mencicip Rupiah di Rp 13.000/USD
Pada pukul 09:00 WIB, Senin (19/11/2018), US$ 1 sama dengan Rp 14.560. Mata uang Garuda menguat 0,33% dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kalangan analis saat berbincang dengan CNBC Indonesia memproyeksikan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan terus menguat sepanjang pekan.
Jika rupiah betul-betul menyentuh level Rp 14.400/US$ pada pekan ini, maka rupiah menyentuh titik terkuatnya sejak 10 Agustus 2018.
Penguatan rupiah tak lepas dari berita positif dari perekonomian global, seperti pernyataan Gedung Putih yang semakin mencapai kata sepakat dalam perundingan perang dagang dengan China.
"Selain itu, Fed mengindikasikan akan ada perlambatan ekonomi global yang bisa saja membuat kenaikan Fed Fund Rate lebih lambat, dan negosiasi Brexit," jelasnya.
Hal senada turut dikemukakan oleh Kepala Ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, yang menganggap penguatan rupiah juga didorong dari faktor internal.
"Fakta bahwa Bank Indonesia menaikkan bunga lebih dahulu dari bank sentral lainnya bisa menjadi jangkar untuk kestabilan ke depan, minimal minggu ini," jelas Satria.
"Saya memprediksi masuknya dana asing ke pasar saham dan obligasi yang deras dalam beberapa hari ini, dan ke depan akan dimanfaatkan BI untuk memupuk cadangan devisa," kata Satria.
Berikut proyeksi para analis mengenai pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang pekan ini:
- Bank Central Asia: Rp 14.400/US$ - Rp 14.700/US$
- Bahana Sekuritas: Rp 14.480/US$ - Rp 14.580/US$
- Maybank: Rp 14.400/US$ - Rp 14.700/US$
(wed/wed) Next Article Mencicip Rupiah di Rp 13.000/USD
Most Popular