Mantap, Rupiah Perkasa 4 Hari Beruntun Lawan Dolar Singapura!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2018 09:27
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura terus menguat.
Ilustrasi Dolar SIngapura (Reuters)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura terus menguat. Di hadapan mata uang Negeri Singa, rupiah sudah menguat selama 4 hari beruntun. 

Pada Senin (19/11/2018) pukul 09:09 WIB, SG$ 1 dihargai Rp 10.602,2. Rupiah menguat 0,38% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya dan menyentuh posisi terkuat sejak pertengahan Agustus. 

Penguatan hari ini membawa rupiah terapresiasi selama 4 hari beruntun. Menyamai pencapaian pada 25-30 Juli 2018. 

Namun sejak awal tahun, rupiah masih melemah 4,52% di hadapan dolar Singapura. Sementara dalam setahun terakhir, depresiasinya mencapai 6,33%. 

 

Sepertinya sentimen domestik berhasil menjadi obat kuat yang ampuh buat rupiah. Jelang akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke 6%.


Kebijakan ini mujarab untuk membuat pasar keuangan Indonesia atraktif. Didorong oleh pencarian cuan, investor asing berbondong-bondong masuk ke pasar keuangan Indonesia. Permintaan rupiah meningkat, pasokan valas pun berlimpah. Hasilnya sudah jelas, rupiah mampu menguat terhadap berbagai mata uang termasuk dolar Singapura.
 
Sementara dolar Singapura terbeban oleh sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China yang berpotensi memanas. Hubungan Washington-Beijing kembali tegang, tercermin dari tidak tercapainya kesepakatan komunike di KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). 

Mengutip Reuters, seorang diplomat yang turut dalam pembahasan komunike menyatakan bahwa China menolak adanya kesepakatan yang berisi "menolak praktik perdagangan tidak sehat sesuai dengan ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)". Dikhawatirkan hal ini berlanjut ke pertemuan Presiden AS Donald Trump-Persiden China Xi Jinping di KTT G20 akhir bulan ini.

Bisa-bisa aura damai dagang yang sudah semakin kuat kembali memudar dan AS-China kembali terlibat perang dagang.
 Bagi negara yang mengandalkan ekspor dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) seperti Singapura, perang dagang AS vs China bukan kabar baik. Pasalnya ketika dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini saling hambat di bidang perdagangan, maka rantai pasok global (global supply chain) akan ikut terpengaruh. 

Bagi Singapura, ekspor adalah segalanya. Tahun lalu, nilai ekspor Singapura mencapai 173,3% dari PDB berdasarkan catatan Bank Dunia. Perang dagang tentu akan sangat mempengaruhi kinerja ekspor Singapura dan kemudian menjadi pemberat dalam pertumbuhan ekonomi.  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Demam Resesi Reda, Dolar Singapura Tak Berdaya Melawan Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular