
Ini yang Bikin Rupiah Kembali Rajai Asia!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 November 2018 12:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menjabarkan alasan yang membuat nilai tukar rupiah yang semakin menunjukkan keperkasaan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama pekan ini.
Penguatan rupiah, tak lepas dari derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik. Sejak 3 September - 16 November 2018, arus modal yang masuk ke SBN Rp 43,06 triliun.
"Kemarin mencapai Rp 2,8 triliun, setelah sebelumnya tercatat Rp 3,5 triliun," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, dikutip Sabtu (17/11/2018).
"Ini mencerminkan bahwa investor global melihat berbagai langkah kebijakan otoritas yang ditempuh di Indonesia semakin kredibel dalam merespon tantangan global maupun domestik," jelas Nanang.
Selain itu, keperkasaan rupiah juga ditopang dari pasar valuta asing yang semakin likuid, setelah tersedianya instrumen Domestik Non-Deliverable Forward (DNDF).
"Dengan adanya DNDF yang aktif di Indonesia, fluktuasi kurs NDF di pasar luar negeri lebih terkendali. Kurs NDF luar negeri menjadi convergence dengan kurs DNDF," kata Nanang.
"Ini karena BI selalu siaga untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar DNDF, baik melalui mekanisme lelang maupun intervensi secar langsung," ungkapnya.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu. Pasar NDF hanya tersedia di Singapura, Hong Kong, New York, dan London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga mata uang di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Padahal, NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian setiap negara, termasuk Indonesia.
BI pun akhirnya membentuk pasar DNDF, meskipun tenor yang disediakan belum lengkap. Diharapkan, psikologis terhadap rupiah di pasar spot bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah mengakhirir akhir pekan dengan manis. Rupiah terhadap dolar Paman Sam ditutup menguat di perdagangan pasar spot kemarin.
Bahkan, mata uang Garuda sepanjang perdagangan hampir tidak pernah menyentuh zona merah dan menjadi satu-satunya mata uang dengan penguatan terbaik di Asia.
Pada Jumat (15/11/2018), US$ 1 berada di Rp 14.608/US$ kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,46% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
(hps) Next Article Mari Intip Pergerakan Rupiah Jelang Pencoblosan
Penguatan rupiah, tak lepas dari derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik. Sejak 3 September - 16 November 2018, arus modal yang masuk ke SBN Rp 43,06 triliun.
"Kemarin mencapai Rp 2,8 triliun, setelah sebelumnya tercatat Rp 3,5 triliun," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, dikutip Sabtu (17/11/2018).
"Ini mencerminkan bahwa investor global melihat berbagai langkah kebijakan otoritas yang ditempuh di Indonesia semakin kredibel dalam merespon tantangan global maupun domestik," jelas Nanang.
Selain itu, dari pasar saham dalam sepekan aliran dana asing yang masuk tercatat mencapai Rp 3,38 triliun. Artinya jumlah dana asing yang masuk ke pasar saham domestik relatif besar pekan ini.
Kucuran modal asing yang masuk, dipicu dari keputusan bank sentral kembali mengerek bunga acuan menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) minggu ini.Selain itu, keperkasaan rupiah juga ditopang dari pasar valuta asing yang semakin likuid, setelah tersedianya instrumen Domestik Non-Deliverable Forward (DNDF).
"Dengan adanya DNDF yang aktif di Indonesia, fluktuasi kurs NDF di pasar luar negeri lebih terkendali. Kurs NDF luar negeri menjadi convergence dengan kurs DNDF," kata Nanang.
"Ini karena BI selalu siaga untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar DNDF, baik melalui mekanisme lelang maupun intervensi secar langsung," ungkapnya.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu. Pasar NDF hanya tersedia di Singapura, Hong Kong, New York, dan London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga mata uang di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Padahal, NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian setiap negara, termasuk Indonesia.
BI pun akhirnya membentuk pasar DNDF, meskipun tenor yang disediakan belum lengkap. Diharapkan, psikologis terhadap rupiah di pasar spot bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah mengakhirir akhir pekan dengan manis. Rupiah terhadap dolar Paman Sam ditutup menguat di perdagangan pasar spot kemarin.
Bahkan, mata uang Garuda sepanjang perdagangan hampir tidak pernah menyentuh zona merah dan menjadi satu-satunya mata uang dengan penguatan terbaik di Asia.
Pada Jumat (15/11/2018), US$ 1 berada di Rp 14.608/US$ kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,46% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
(hps) Next Article Mari Intip Pergerakan Rupiah Jelang Pencoblosan
Most Popular