
Rupiah Kembali Rajai Asia!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 November 2018 08:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menunjukkan performa yang impresif. Pada pembukaan perdagangan di pasar spot, rupiah membukukan penguatan sebesar 0,51% ke level Rp 14.600/dolar AS.
Jika dibandingkan dengan pergerakan mata uang utama di Asia lainnya, rupiah jelas menjadi jawara pada pagi hari ini.
Rupiah melanjutkan tren positif yang dibukukan kemarin (15/11/2018) kala menguat sebesar 0,74%. Kemarin, seluruh mata uang utama Asia juga menguat terhadap dolar AS, tetapi tidak ada yang setajam rupiah.
Keputusan Bank Indonesia (BI) masih memberikan suntikan energi yang begitu besar bagi rupiah. Kemarin, bank sentral secara mengejutkan mengerek suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 6%. Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Dari seluruh ekonom yang kami survei, tidak ada satu pun yang memperkirakan suku bunga acuan akan di utak-atik.
Dengan dinaikannya suku bunga acuan, maka imbal hasil investasi pendapatan tetap di tanah air akan menjadi semakin kompetitif sehingga diharapkan bisa menarik aliran dana investor asing. Pada akhirnya, defisit di pos transaksi berjalan akan bisa diimbangi oleh surplus di pos transaksi modal dan finansial.
Sebagai informasi, prospek transaksi berjalan di kuartal-IV nampaknya cukup suram. Kemarin siang, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit neraca dagang periode Oktober 2018 di angka US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Defisit bulan Oktober menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.
Rupiah menjadi yang terbaik di Asia kala dolar AS sedang perkasa, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,09% pada pagi hari ini. Dolar AS dibuat perkasa lantaran perkembangan di Inggris yang tak kondusif. Sehari pasca Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil mengamankan dukungan dari kabinetnya terkait dengan draf perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit), Menteri Urusan Brexit Dominic Raab mengundurkan diri dari posisinya.
Dalam suratnya kepada May, Raab mengatakan bahwa dirinya tak dapat menerima draf Brexit setelah semua hal yang telah dijanjikan oleh Partai Konservatif dalam pemilihan umum pada tahun lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Jika dibandingkan dengan pergerakan mata uang utama di Asia lainnya, rupiah jelas menjadi jawara pada pagi hari ini.
Keputusan Bank Indonesia (BI) masih memberikan suntikan energi yang begitu besar bagi rupiah. Kemarin, bank sentral secara mengejutkan mengerek suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 6%. Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Dari seluruh ekonom yang kami survei, tidak ada satu pun yang memperkirakan suku bunga acuan akan di utak-atik.
Dengan dinaikannya suku bunga acuan, maka imbal hasil investasi pendapatan tetap di tanah air akan menjadi semakin kompetitif sehingga diharapkan bisa menarik aliran dana investor asing. Pada akhirnya, defisit di pos transaksi berjalan akan bisa diimbangi oleh surplus di pos transaksi modal dan finansial.
Sebagai informasi, prospek transaksi berjalan di kuartal-IV nampaknya cukup suram. Kemarin siang, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit neraca dagang periode Oktober 2018 di angka US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Defisit bulan Oktober menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.
Rupiah menjadi yang terbaik di Asia kala dolar AS sedang perkasa, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,09% pada pagi hari ini. Dolar AS dibuat perkasa lantaran perkembangan di Inggris yang tak kondusif. Sehari pasca Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil mengamankan dukungan dari kabinetnya terkait dengan draf perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit), Menteri Urusan Brexit Dominic Raab mengundurkan diri dari posisinya.
Dalam suratnya kepada May, Raab mengatakan bahwa dirinya tak dapat menerima draf Brexit setelah semua hal yang telah dijanjikan oleh Partai Konservatif dalam pemilihan umum pada tahun lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular