
Ini Deretan Saham yang Buat IHSG Sempat Tinggalkan 5.900
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 November 2018 12:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak turun dan meninggalkan level psikologis 5.900 pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor-impor periode Oktober 2018.
Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, IHSG diperdagangkan di level 5.923,95 (+1,12% dibandingkan penutupan perdagangan hari Rabu, 14/11/2018). Kini, IHSG diperdagangkan di level 5.892,31 atau naik sebesar 0,58% saja.
Defisit neraca dagang bulan lalu diumumkan sebesar US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Pada bulan September, neraca dagang Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 227 juta. Defisit bulan Oktober sekaligus menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.
Sepanjang Oktober, ekspor tercatat tumbuh sebesar 3,59% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 1,4% YoY. Sementara itu, impor meroket 23,66%, mengalahkan konsensus yang sebesar 10% YoY.
Saham-saham bank BUKU IV menjadi biang kerok yang membuat IHSG harus rela meninggalkan level 5.900. Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, sektor jasa keuangan diperdagangkan di level 1.117,16 atau naik sebesar 1,01%. Kini, sektor jasa keuangan hanya menguat sebesar 0,37% ke level 1.110,08
Saat ini, beberapa saham bank BUKU IV sudah jatuh ke zona merah pasca menguat sebelum data perdagangan internasional dirilis. Sementara saham bank BUKU IV yang masih bisa menguat, penguatannya menipis jika dibandingkan sebelum data perdagangan internasional dirilis.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 0,7%, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 0,59%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,1%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 0,31%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,6%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Astaga Ini Emiten yang Bikin IHSG Anjlok Hari Ini
Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, IHSG diperdagangkan di level 5.923,95 (+1,12% dibandingkan penutupan perdagangan hari Rabu, 14/11/2018). Kini, IHSG diperdagangkan di level 5.892,31 atau naik sebesar 0,58% saja.
Defisit neraca dagang bulan lalu diumumkan sebesar US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Pada bulan September, neraca dagang Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 227 juta. Defisit bulan Oktober sekaligus menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.
Saham-saham bank BUKU IV menjadi biang kerok yang membuat IHSG harus rela meninggalkan level 5.900. Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, sektor jasa keuangan diperdagangkan di level 1.117,16 atau naik sebesar 1,01%. Kini, sektor jasa keuangan hanya menguat sebesar 0,37% ke level 1.110,08
Saat ini, beberapa saham bank BUKU IV sudah jatuh ke zona merah pasca menguat sebelum data perdagangan internasional dirilis. Sementara saham bank BUKU IV yang masih bisa menguat, penguatannya menipis jika dibandingkan sebelum data perdagangan internasional dirilis.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 0,7%, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 0,59%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,1%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 0,31%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,6%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Astaga Ini Emiten yang Bikin IHSG Anjlok Hari Ini
Most Popular