Rupiah Topang Harga Obligasi Domestik

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 November 2018 11:22
Kenaikan harga surat berharga negara (SBN) itu senada dengan apresiasi yang terjadi di mayoritas pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat tipis pada awal perdagangan hari ini akibat menguatnya nilai tukar rupiah. 

Kenaikan harga surat berharga negara (SBN) itu senada dengan apresiasi yang terjadi di mayoritas pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkanmenguatnya harga SBN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0075 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield sebesar 6 basis poin (bps) menjadi 8,5%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
 

Seri acuan lain yang juga menguat yaitu seri 10 tahun dan 15 tahun dengan yield yang turun 2 bps dan 3 bps menjadi 8,11% dan 8,37%, sedangkan seri pendek 5 tahun masih terkoreksi dengan kenaikan yield 0,7 bps menjadi 8,05%.

Yield Obligasi Negara Acuan 15 Nov 2018
SeriBenchmarkYield 14 Nov 2018 (%) Yield 15 Nov 2018 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 14 Nov'18
FR0063 5 tahun8.0478.0540.707.98
FR0064 10 tahun8.1428.113-2.908.03
FR0065 15 tahun8.4128.373-3.908.31
FR0075 20 tahun8.5658.505-6.008.48
Avg movement-3.03
Sumber: Refinitiv 

Penguatan hari ini juga disertai masuknya lebih banyak invetor asing ke pasar SBN.

Saat ini investor asing menggenggam Rp 881,85 triliun SBN, atau 37,22% dari total beredar Rp 2.369 triiliun berdasarkan data per 12 November.
 

Angka kepemilikannya masih positif Rp 17,53 triliun dibanding posisi akhir Oktober Rp 864,32 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 36,92% pada periode yang sama. 

Investor asing juga dicatatkan sudah beralih ke tenor di atas 2 tahun sejak Agustus dari tenor 0 -2 tahun sehingga kepemilikan pada 2 tahun-5 tahun naik menjadi 21,04% dan tenor 5 tahun-10 tahun naik menjadi 37,19% dari sebelumnya masing-masing 20,25% dan 37,07% pada Juli.

Kepemilikan Investor Asing pada SBN
Tenor (Thn)Dec-17Jan-18Feb-18Mar-18Apr-18May-18Jun-18Jul-18Aug-18Sep-18Oct-18
0-14.95%6.75%5.20%5.94%6.77%6.45%6.06%6.24%4.99%4.73%4.25%
>1-25.15%5.47%5.62%5.00%1.47%0.89%0.89%1.24%1.14%1.05%1.04%
>2-517.33%16.99%17.10%16.47%16.36%19.09%18.89%20.25%21.04%20.49%20.13%
>5-1035.62%34.33%35.96%35.61%36.49%38.28%38.79%37.07%37.19%37.08%37.11%
>1036.95%36.47%36.11%36.98%38.90%35.29%35.37%35.20%35.65%36.65%37.48%
Total (Rp triliun) 836,147 869,770 848,224 858,787 845,339 833,809 830,166 839,261 855,787 850,852 864,318
Sumber: DJPPR Kemenkeu 

Asing Lebih Minati SBN Tenor Menengah Panjang
Beralihnya investor asing ke tenor menengah-panjang yaitu tenor 2 tahun ke atas dari tenor di bawah 2 tahun sudah dimulai sejak April tahun ini. 

Ramdhan Ario Maruto, Head of Fixed Income Division PT Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan saat ini investor asing memang lebih banyak yang mengincar seri menengah panjang.  

"[Mereka mengincar tenor menengah panjang] karena berharap dari hasil potensi keuntungan transaksi (capital gain) yang lebih besar dibanding seri pendek," ujarnya siang ini. 

Apalagi, lanjutnya, keuntungan transaki bagi yang memiliki tenor 10 tahun dalam sebulan terakhir sudah sangat besar mengingat yield seri tersebut pernah hampir tembus 9%, tepatnya 8,875% pada 16 Oktober dan sudah sempat kembali ke 8,07%. 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa turun menembus level psikologis 500 bps, tepatnya 499 bps yang menyempit dari posisi kemarin 501 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun turun lagi hingga 3,12% dari posisi kemarin 3,13%. Tren penurunan yield di pasar UST mengindikasikan ada reli harga di pasar obligasi pemerintah AS. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,07% menjadi 5.970 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,17% menjadi Rp 14.760 di hadapan tiap dolar AS. 

Pelemahan dolar AS tidak seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang masih menguat 0,12% menjadi 96,917. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, selain Indonesia, pasar obligasi negara Brasil, India, Rusia, dan Singapura semakin mengindikasikan lebih banyak dana investor global yang masuk ke pasar negara berkembang.

Yield Obligasi 10 Tahun Negara Berkembang dan Acuan
NegaraYield 15 Nov 2018 (%) Yield 15 Nov 2018 (%)Selisih (basis poin)
Brasil10.5410.45-9.00
China3.4573.4681.10
India7.7367.733-0.30
Italia3.4953.473-2.20
Jepang0.110.110.00
Malaysia4.164.1610.10
Filipina7.4597.4590.00
Rusia8.898.67-22.00
Singapura2.4762.449-2.70
Turki16.5616.560.00
Amerika Serikat3.1323.123-0.90
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular