
Kontraksi Ekonomi Jepang Bawa Bursa Saham Asia ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 November 2018 17:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai turun 0,85%, indeks Hang Seng turun 0,54%, indeks Strait Times turun 0,34%, dan indeks Kospi turun 0,15%.
Anjloknya harga minyak mentah dunia yang salah satunya disebabkan oleh lemahnya proyeksi permintaan di masa depan membuat investor meninggalkan instrumen berisiko seperti saham.
Pada perdagangan kemarin (13/11/2018), harga minyak jenis light sweet (WTI) kontrak pengiriman Desember 2018 anjlok sebesar 7,07% ke level US$ 55,69/barel, sementara harga minyak Brent kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok sebesar 6,63% ke level US$ 65,47/barel. Kemudian pada hari ini, WTI melemah 0,47%, sementara brent terkoreksi 0,18%.
Lebih lanjut, lesunya perekonomian Jepang ikut memperkeruh suasana. Pada pagi tadi, pembacaan awal pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2018 diumumkan sebesar -1,2% (QoQ annualized), lebih buruk dari estimasi pelaku pasar yakni kontraksi sebesar 1% saja.
Kedua sentimen negatif tersebut (anjloknya harga minyak mentah dunia dan kontraksi perekonomian Jepang yang lebih parah dari ekspektasi) berhasil mengalahkan sentimen positif yang datang dari mencairnya hubungan AS-China di bidang perdagangan.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa AS dan China sudah memulai kembali dialog perdagangan pada semua level pemerintahan.
Tidak ada kepastian bahwa China akan mengikuti permintaan dari AS namun "lebih baik berbicara daripada tidak," papar Kudlow ketika diwawancarai oleh CNBC International pada hari Selasa waktu setempat (13/11/2018).
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri China Liu He dikabarkan akan mengunjungi AS untuk mematangkan rencana dialog antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 pada akhir bulan ini, seperti dikutip dari South China Morning Post.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Anjloknya harga minyak mentah dunia yang salah satunya disebabkan oleh lemahnya proyeksi permintaan di masa depan membuat investor meninggalkan instrumen berisiko seperti saham.
Pada perdagangan kemarin (13/11/2018), harga minyak jenis light sweet (WTI) kontrak pengiriman Desember 2018 anjlok sebesar 7,07% ke level US$ 55,69/barel, sementara harga minyak Brent kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok sebesar 6,63% ke level US$ 65,47/barel. Kemudian pada hari ini, WTI melemah 0,47%, sementara brent terkoreksi 0,18%.
Kedua sentimen negatif tersebut (anjloknya harga minyak mentah dunia dan kontraksi perekonomian Jepang yang lebih parah dari ekspektasi) berhasil mengalahkan sentimen positif yang datang dari mencairnya hubungan AS-China di bidang perdagangan.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa AS dan China sudah memulai kembali dialog perdagangan pada semua level pemerintahan.
Tidak ada kepastian bahwa China akan mengikuti permintaan dari AS namun "lebih baik berbicara daripada tidak," papar Kudlow ketika diwawancarai oleh CNBC International pada hari Selasa waktu setempat (13/11/2018).
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri China Liu He dikabarkan akan mengunjungi AS untuk mematangkan rencana dialog antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 pada akhir bulan ini, seperti dikutip dari South China Morning Post.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular