
Awas, Rupiah Bisa Terjegal Gara-gara Jepang
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 November 2018 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat. Namun kewaspadaan perlu ditingkatkan, karena ada kabar buruk dari Jepang yang menurunkan mood investor di pasar keuangan Asia.
Pada Rabu (14/11/2018) pukul 15:18 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.775. Rupiah menguat 0,2% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Meski masih menguat, tetapi apresiasi rupiah agak memudar. Pasalnya, kini dolar AS berbalik menguat terhadap mayoritas mata uang Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 15:06 WIB:
Kontraksi ini disebabkan oleh ekspor yang turun 1,8%, penurunan terdalam dalam lebih dari 3 tahun terakhir. Sementara investasi terkontraksi 0,2%, pertama dalam 2 tahun.
Penyebabnya adalah perang dagang AS-China yang menyebabkan distrupsi rantai pasok global. Maklum, AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di dunia. Ketika keduanya saling hambat, maka dampaknya dirasakan oleh seluruh negara terutama yang mengandalkan ekspor seperti Jepang.
Seperti halnya China, apa yang terjadi di Jepang juga mempengaruhi Asia. Sebab, Jepang adalah perekonomian terbesar kedua di Asia setelah China. Bagi Indonesia, Jepang adalah negara mitra dagang yang sangat penting. Jepang adalah negara tujuan ekspor ketiga terbesar Indonesia, dengan nilai US$ 13,31 miliar selama Januari-September 2018.
Jika ekonomi Jepang melambat, maka permintaan akan ikut melambat. Artinya, ekspor Indonesia bisa bermasalah dan pasokan valas terhambat. Rupiah pun akan sulit menguat.
Akibat perkembangan di Jepang, dolar AS pun semakin menipiskan koreksinya. Pada pukul 15:27 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) masih melemah, tetapi tinggal 0,07%. Tipis saja.
Oleh karena itu, rupiah tidak boleh terlena. Dolar AS bisa menyundul sewaktu-waktu dan mengancam posisi rupiah sebagai mata uang terbaik kedua di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Rabu (14/11/2018) pukul 15:18 WIB, US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.775. Rupiah menguat 0,2% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Meski masih menguat, tetapi apresiasi rupiah agak memudar. Pasalnya, kini dolar AS berbalik menguat terhadap mayoritas mata uang Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 15:06 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Awan mendung di Benua Kuning datang dari rilis data pertumbuhan ekonomi Jepang. Pada kuartal III-2018, ekonomi Negeri Matahari Terbit terkontraksi alias minus 1,2% secara year-on-year (YoY). Lebih dalam dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu minus 1%. Kontraksi ini disebabkan oleh ekspor yang turun 1,8%, penurunan terdalam dalam lebih dari 3 tahun terakhir. Sementara investasi terkontraksi 0,2%, pertama dalam 2 tahun.
Penyebabnya adalah perang dagang AS-China yang menyebabkan distrupsi rantai pasok global. Maklum, AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di dunia. Ketika keduanya saling hambat, maka dampaknya dirasakan oleh seluruh negara terutama yang mengandalkan ekspor seperti Jepang.
Seperti halnya China, apa yang terjadi di Jepang juga mempengaruhi Asia. Sebab, Jepang adalah perekonomian terbesar kedua di Asia setelah China. Bagi Indonesia, Jepang adalah negara mitra dagang yang sangat penting. Jepang adalah negara tujuan ekspor ketiga terbesar Indonesia, dengan nilai US$ 13,31 miliar selama Januari-September 2018.
Jika ekonomi Jepang melambat, maka permintaan akan ikut melambat. Artinya, ekspor Indonesia bisa bermasalah dan pasokan valas terhambat. Rupiah pun akan sulit menguat.
Akibat perkembangan di Jepang, dolar AS pun semakin menipiskan koreksinya. Pada pukul 15:27 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) masih melemah, tetapi tinggal 0,07%. Tipis saja.
Oleh karena itu, rupiah tidak boleh terlena. Dolar AS bisa menyundul sewaktu-waktu dan mengancam posisi rupiah sebagai mata uang terbaik kedua di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular