Kenaikan Bunga Acuan BI Bisa Jadi Langkah Antisipatif, Tapi..

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 November 2018 12:20
BI saat ini tengah menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) November untuk menentukan arah kebijakan moneternya ke depan.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) saat ini tengah menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) November untuk menentukan arah kebijakan moneternya ke depan.

Berdasarkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia, bank sentral diperkirakan masih menahan bunga acuan pada rapat bulan ini, sejalan dengan kondisi nilai tukar rupiah yang relatif stabil.

Meski demikian, tak sedikit yang mengharapkan bunga acuan BI kembali dinaikkan sebagai langkah ahead the curve untuk mengantisipasi kenaikan bunga acuan bank sentral AS akhir tahun.

"Ini langkah antisipatif terhadap dampak kebijakan The Fed yang diharapkan menaikkan bunga moneter pada Desember nanti," kata Ekonom Maybank Myrdal Gunarto, Rabu (14/11/2018).

Menurut Myrdal, kenaikan bunga BI bisa semakin menjaga stabilitas perekonomian, terutama dari sisi nilai tukar rupiah. Dengan kebijakan tersebut, kondisi pasar keuangan dapat terjaga.

"Kenaikan suku bunga moneter juga diharapkan dapat berdampak positif terhadap kenaikan bunga deposit perbankan. Jika meningkat, maka akan menjadi lebih menarik, sehingga DPK [Dana Pihak Ketiga] dapat tumbuh," kata Myrdal.

Meski demikian, Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro justru menilai, suku bunga acuan pada bulan ini ditahan, untuk menjaga momentum penguatan rupiah.

"BI bisa memanfaatkan momentum. Belum ada alasan yang cukup kuat bagi BI untuk menaikkan bunga," kata Satria.

Menurut Satria, tanpa adanya kenaikan suku bunga, BI pun sudah jauh lebih ahead of the curve. Kenaikan bunga acuan yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir, sudah cukup membuat Indonesia atraktif.

"Sekarang investasi di bond sudah sangat atraktif untuk menarik dana asing masuk. Bahkan kalau Fed naikkin dua kali lagi, Indonesia masih atraktif," jelasnya.

Gubernur BI Perry Warjiyo beberapa waktu lalu memang memberikan signal bahwa bank sentral kemungkinan besar tak lagi menaikkan bunga acuan di sisa akhir tahun ini.

BI merasa, keputusan untuk mengerek 150 basis poin dalam beberapa bulan ini sudah mengantisipasi dampak dari kenaikan bunga The Fed yang akan terjadi pada akhir tahun.








(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular