
Analisis Teknikal
IHSG Kembali ke Jalur Hijau Setelah Alami Koreksi Cukup Dalam
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
13 November 2018 18:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan di level 5.835 (+1%), pada Selasa (13/11/2018). Pasar nampaknya sudah menyesuaikan rilis Bank Indonesia (BI) akhir pekan lalu di mana Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit US$ 8,8 miliar atau 3,37% dari PDB.
Ada angin segar dari situasi global yang membuat IHSG berbalik arah. AS dan China direncanakan akan kembali memulai pembicaraan lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan sengketa dagang kedua negara.
Sempat dibuka melemah, rupiah pada penutupan pukul 16:00 WIB berbalik menguat. US$1 ditutup pada Rp 14.805 di pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Secara teknikal, terdapat sinyal kenaikan pada pergerakan IHSG. Grafik perdagangan yang terbentuk adalah lilin putih panjang (long white candle) yang memberikan sinyal akan kenaikan lanjutan.
Dalam jangka menengah, IHSG masih dalam pola bergerak menyamping (sideways), dengan level antara 5.700 hingga 6.000. Artinya IHSG akan cenderung memantul naik karena posisinya berada pada level penopang pergerakan harganya (support).
(yam/yam)
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Ada angin segar dari situasi global yang membuat IHSG berbalik arah. AS dan China direncanakan akan kembali memulai pembicaraan lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan sengketa dagang kedua negara.
Sempat dibuka melemah, rupiah pada penutupan pukul 16:00 WIB berbalik menguat. US$1 ditutup pada Rp 14.805 di pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Secara teknikal, terdapat sinyal kenaikan pada pergerakan IHSG. Grafik perdagangan yang terbentuk adalah lilin putih panjang (long white candle) yang memberikan sinyal akan kenaikan lanjutan.
![]() |
Meskipun pergerakannya belum melewati rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5), namun ruang kenaikannya masih cukup jauh dari level jenuh belinya (overbought) menurut indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam)
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular