
Ini Penjelasan BI Kenapa Tiba-tiba Rupiah Bisa Jadi Hebat
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
13 November 2018 16:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah tiba-tiba ditutup berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), setelah hampir seharian melemah pada perdagangan hari ini.
Pada Selasa (13/11/2018) pukul 16:00 WIB, US$1 ditutup pada Rp 14.805 di pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Apa yang terjadi?
Bank Indonesia (BI) menjelaskan penguatan rupiah terjadi setelah pasar saham Eropa dibuka. Bursa saham dibuka menguat di Eropa.
"Memasuki pasar Eropa, Rupiah berbalik menguat karena pasar merespon indikasi positif atas negosiasi Brexit yang mendekati finalisasi," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, kepada CNBC Indonesia Rabu (13/11/2018).
Selain itu China juga membawa angin segar kepada nilai tukar di kawasan Asia lainnya termasuk Indonesia. "Laporan bahwa AS dan China merencanakan adanya pembicaraan lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan sengketa dagang kedua negara sehingga kembali meningkatkan permintaan terhadap higher yielding assets," tutur Nanang.
"Di dalam negeri Rupiah menguat mengikuti kurs DNDF yang turun, setelah BI mengumumkan membuka lelang DNDF dengan target lelang US$ 100 juta," jelas Nanang.
Seperti diketahui, kurs rupiah ditutup berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Selasa (13/11/2018) pukul 16:00 WIB, US$1 ditutup pada Rp 14.805 di pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) telah memperkenalkan pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) di dalam negeri dalam dua tenor yaitu 1 dan 3 bulan. Berikut kurs Domestic Non-Deliverable Forward terbaru hingga Pukul 14:32 WIB:
Sementara itu, berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) luar negeri hingga pukul 15:57 WIB:
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Pada Selasa (13/11/2018) pukul 16:00 WIB, US$1 ditutup pada Rp 14.805 di pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Apa yang terjadi?
"Memasuki pasar Eropa, Rupiah berbalik menguat karena pasar merespon indikasi positif atas negosiasi Brexit yang mendekati finalisasi," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, kepada CNBC Indonesia Rabu (13/11/2018).
![]() |
Selain itu China juga membawa angin segar kepada nilai tukar di kawasan Asia lainnya termasuk Indonesia. "Laporan bahwa AS dan China merencanakan adanya pembicaraan lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan sengketa dagang kedua negara sehingga kembali meningkatkan permintaan terhadap higher yielding assets," tutur Nanang.
"Di dalam negeri Rupiah menguat mengikuti kurs DNDF yang turun, setelah BI mengumumkan membuka lelang DNDF dengan target lelang US$ 100 juta," jelas Nanang.
Seperti diketahui, kurs rupiah ditutup berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Selasa (13/11/2018) pukul 16:00 WIB, US$1 ditutup pada Rp 14.805 di pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) telah memperkenalkan pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) di dalam negeri dalam dua tenor yaitu 1 dan 3 bulan. Berikut kurs Domestic Non-Deliverable Forward terbaru hingga Pukul 14:32 WIB:
Periode | Kurs |
1 Bulan | Rp 14.925 |
3 Bulan | Rp 15.030 |
Sementara itu, berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) luar negeri hingga pukul 15:57 WIB:
Periode | Kurs |
1 Pekan | Rp 14.825 |
1 Bulan | Rp 14.883 |
2 Bulan | Rp 14.953 |
3 Bulan | Rp 15.033 |
6 Bulan | Rp 15.238 |
9 Bulan | Rp 15.443 |
1 Tahun | Rp 15.648 |
2 Tahun | Rp 16.432,2 |
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular