
Siap-siap, Rupiah Bakal Terus Tertekan Sepekan Ini
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
13 November 2018 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan tertekan selama satu pekan ini. Apalagi, kondisi ekonomi global masih tak menentu.
Hal tersebut diperkirakan kalangan analis saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (13/11/2018). Ada beberapa faktor yang membuat nilai tukar tertekan.
Pertama, dari sikap para investor yang mulai ambil posisi merespons kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang dipastikan bakal mengerek bunga acuannya pada bulan depan.
"Di sisi lain, permintaan impor domestik juga membawa rupiah untuk tertekan lebih lanjut," kata Ekonom Maybank Myrdal Gunarto.
Belum lagi, sambung dia, kebutuhan valas yang diperkirakan makin membesar seiring dengan pembayaran utang, dividen, dan keperluan libur di akhir tahun.
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengemukakan, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh posisi defisit transaksi berjalan kuartal III-2018 yang melebar.
"Sekarang valuasinya dianggap sudah murah. Secara struktural belum ada perubahan dari sisi fundamental. Tapi juga ada faktor eksternal," katanya.
Sebagai informasi, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berlangsung saat ini.
Pada Selasa (13/11/2018) pukul 14:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.865 di pasar spot. Rupiah melemah 0,37% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Hal tersebut diperkirakan kalangan analis saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (13/11/2018). Ada beberapa faktor yang membuat nilai tukar tertekan.
Pertama, dari sikap para investor yang mulai ambil posisi merespons kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang dipastikan bakal mengerek bunga acuannya pada bulan depan.
Belum lagi, sambung dia, kebutuhan valas yang diperkirakan makin membesar seiring dengan pembayaran utang, dividen, dan keperluan libur di akhir tahun.
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengemukakan, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh posisi defisit transaksi berjalan kuartal III-2018 yang melebar.
"Sekarang valuasinya dianggap sudah murah. Secara struktural belum ada perubahan dari sisi fundamental. Tapi juga ada faktor eksternal," katanya.
Sebagai informasi, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berlangsung saat ini.
Pada Selasa (13/11/2018) pukul 14:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.865 di pasar spot. Rupiah melemah 0,37% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular